BOLASPORT.COM - Autopsi dilakukan pada dua jenazah suporter Arema FC yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
Autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan dilakukan di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) pagi WIB.
Dua korban yang dilakukan autopsi tersebut yakni NDR (16) dan NDB (13) anak perempuan dari DAY (41), Aremania asal Bululawang, Malang.
Untuk autopsi ini sendiri dilakukan oleh tim dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) wilayah Jawa Timur, Persatuan Dokter Forensi Indonesia (PDFI) wilayah Jawa Timur, Fakultas Kedokteran Hang Tuah Surabaya.
Baca Juga: Sikap PSSI terhadap Hasil Laporan Komnas HAM atas Tragedi Kanjuruhan
Serta Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Faskes, RSUD Kabupaten Kanjuruhan, RSUD dr Soetomo, RSUD Sarifah Bangkalan.
Kombes Pol Dirmanto, Kabid Huma Polda Jatim menjelaskan sesuai dengan arahan Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, melakukan perbantuan terhadap pelaksanaan kegiatan autopsi terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
Polda melakukan angkah koordinasi dengan baik agar kegiatan autopsi ini berjalan lancar dan tetap aman hingga akhir.
Polda Jatim juga memastikan menyiapkan saran-sarana yang diperlukan oleh tim Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) wilayah Jawa Timur yang dipimpin langsung oleh Ketua PDFI Jatim, Dokter Nabil.
Keamanan untuk area makam juga telah disiapkan dengan baik.
“Sekali lagi kami mohon doanya dan kami terus mengucapkan turut berduka cita terhadap tragedi ini, semoga semua korban Kusnul Khotimah,” kata Kombes Pol Dirmanto sebagaimana keterangan yang diterima BolaSport.com, Sabtu (5/10/2022).
Baca Juga: Kuasa Hukum Ketum PSSI Ungkap Isi Dokumen Penting yang Diberikan ke Polisi
Sementara itu, forensik yang dipimpin langsung oleh Ketua PDFI wilayah Jawa Timur, Dokter Nabil Bahasuan mengucapkan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat Malang sebelum melakukan autopsi.
Ia menjelaskan bahwa PDFI mendapat permintaan dari penyidik berupa surat permintaan visum epertim untuk melaksanakan penggalian jenazah korban Kanjuruhan.
Untuk itu, beberapa pihak dilibatkan untuk melakukan forensik ini.
“Kami PDFI cabang jatim membentuk tim independen yang terdiri dari 2 penasehat 6 operator. Kami membentuk dari tiga elemen institusi pendidikan kedokteran dan empat dari fasilitas kesehatan," kata Nabil
"Pertama institusi pendidikan Fakultas Kedokteran Hang Tuah Surabaya, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang," tuturnya.
“Kemudian dari Faskes, RSUD Kabupaten Kanjuruhan, RSUD dr Soetomo, RSUD Sarifah Bangkalan dan RS pendidikan Unair.”
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Rilis |
Komentar