BOLASPORT.COM - FIFA mendapatkan kecaman dari Sepp Blatter setelah disebut tidak berani mencoret timnas Iran dari Piala Dunia 2022.
Piala Dunia 2022 akan segera digelar seminggu lagi, tepatnya pada 20 November 2022 mendatang.
Namun, Piala Dunia 2022 justru semakin banyak menuai kontroversi, baik dari sisi tuan rumah maupun peserta.
Salah satu negara yang dianggap bermasalah pada Piala Dunia 2022 kali ini adalah timnas Iran.
Timnas Iran mendapatkan sorotan setelah terjadi gejolak politik di dalam negeri mereka.
Gejolak politik tersebut terjadi setelah kematian seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini.
Mahsa Amini diduga mendapatkan kekerasan dari polisi moral Iran yang menangkapnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jadi Pahlawan Brentford Usai Dicoret dari Timnas Inggris, Ivan Toney Akui Tak Ada Motivasi Ekstra
Tidak hanya itu, Iran dituding juga ikut berpartisipasi dalam invansi Rusia ke Ukraina.
Berbagai skandal itu membuat banyak pihak meminta Iran untuk dicoret dari ajang Piala Dunia 2022.
Salah satunya yang menyampaikan saran itu adalah mantan presiden FIFA, Sepp Blatter.
Dilansir BolaSport.com dari Egypt Independent, Sepp Blatter sempat ditanya oleh seorang reporter apakah timnas Iran pantas berpartisipasi di Piala Dunia 2022.
Blatter dengan yakin menjawab kalau Iran tidak pantas untuk berpartisipasi di ajang Piala Dunia 2022.
Bahkan, Blatter menyemprot presiden FIFA saat ini, Gianni Infantino, yang dinilai tidak berani mengambil tindakan untuk Iran.
"Saya pikir itu harus dilakukan oleh seseorang dari FIFA yang memiliki keberanian," ucap Blatter.
Baca Juga: Skuad Timnas Arab Saudi di Piala Dunia 2022 - Menanti Letupan Neymar dari Arabia
"Akan tetapi, Infantino bahkan tidak memiliki keberanian untuk memberikan jawaban kepada wartawan," lanjut Blatter.
Timnas Iran sendiri akan tergabung ke dalam Grup B dalam ajang Piala Dunia 2022 nanti.
Di Grup B, timnas Iran akan bertanding melawan timnas Inggris, timnas Amerika Serikat, dan timnas Wales.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Egypt Independent |
Komentar