BOLASPORT.COM - Nama penyerang timnas Portugal, Cristiano Ronaldo turut terseret dalam masalah finansial yang tengah menerpa Juventus.
Raksasa Liga Italia, Juventus, sempat membuat heboh jagat sepak bola.
Di saat ramai-ramai khalayak menikmati Piala Dunia 2022, Juventus mengeluarkan konfirmasi perihal pengunduran diri serentak jajaran direksi utamanya.
Pemegang pucuk tertinggi pimpinan Juventus, Andrea Agnelli, dan wakilnya, Pavel Nedved, terkonfirmasi mundur dari jabatannya.
Langkah Andrea Agnelli dan Pavel Nedved turut diikuti oleh delapan direksi lainnya termasuk CEO Juventus, Maurizio Arrivabene.
Resign besar-besaran di tubuh Juventus tersebut ditengarai sebagi imbas dari skandal finansial yang tengah menimpa klub.
Juventus tengah diselidiki atas kasus dugaan manipulasi data keuangan dengan penggelembungan nilai transfer dan manipulasi laporan keuangan terkait gaji pemain pada masa pandemi COVID-19.
Baca Juga: Real Madrid Incar 3 Bintang Piala Dunia 2022, Teman Ronaldo Masuk Radar
Laporan keuangan palsu terkait transfer pemain disebut-sebut sebagai langkah I Bianconeri untuk mengejar keuntungan besar.
Lalu perihal gaji pemain, Juventus disinyalir diam-diam melakukan kontak dengan pemain tanpa ada bukti di atas meja yang membuat mereka tidak menerima pemangkasan gaji yang signifikan selama pandemi COVID-19.
Saat ini, baik dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus finansial yang menimpa Juventus.
Salah satu hal yang membuat Juventus mengalami masalah pelik dalam hal finansial ditengarai akibat dari investasi untuk penandatanganan megabintang timnas Portugal, Cristiano Ronaldo.
Juventus diketahui mendaratkan Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018 dengan mahar senilai 100 juta euro.
Cristiano Ronaldo lantas mendapatkan kontrak hingga Juni 2022.
Perekrutan Ronaldo tersebut diyakini memiliki makna terselubung bagi Juventus.
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 - Terkuak, Ini Isi Bisikan Robert Lewandowski ke Kuping Lionel Messi
Kedatangan Ronaldo diharapkan bisa membawa kembali Juventus pada kejayaan di Liga Champions.
Maklum saja terakhir kali Juventus mengangkat trofi Si Kuping Besar pada edisi 1995-1996.
Namun, langkah tersebut justru nihil mengingat selama empat musim di Turin Ronaldo gagal mempersembahkan gelar Liga Champions.
Selama masa baktinya di Juventus, Ronaldo tidak mampu membawa tim melewati fase babak 16 besar di Liga Champions.
Wajar jika eks presiden I Bianconeri, Giovanni Cobolli Gigli, menuding pembelian Ronaldo, sebagai salah satu biang bobroknya keuangan klub.
Tanpa ragu Giovanni Cobolli Gigli menyebutkan bahwa pembelian Ronaldo adalah sebuah blunder yang pernah dilakukan Juventus.
Eks presiden Juventus antara 2006 dan 2009 itu berkeyakinan jika investasi untuk Ronaldo pada akhirnya membebani klub meski ada iming-iming menggiurkan soal bonus.
"Agnelli dibujuk untuk mengontrak Ronaldo karena itu akan membawa pendapatan pemasaran yang sangat besar dan mendekatkan Juve ke Liga Champions," kata Gigli, dikutip BolaSport.com dari Il Messaggero.
"Namun, Marotta sama sekali tidak setuju dengan itu dan dia menyingkir."
"Belakangan, investasi Ronaldo terbukti terlalu mahal."
"Sementara itu Fabio Paratici, yang mendorong penandatanganan CR7, juga membuat Juve melakukan lebih banyak investasi yang membebani neraca dan membuat klub dalam kesulitan."
"Bukan kebetulan jika mereka harus mengumpulkan 700 juta euro sebagai modal baru."
"Sementara itu lebih banyak kesalahan, seperti mempekerjakan Maurizio Sarri, dan kesalahan seperti tes kewarganegaraan Italia Luis Suarez, atau proyek Liga Super. Pasti ada perubahan besar dalam pandangan Agnelli."
"Agnelli selalu memiliki visi cakrawala yang lebih tinggi untuk Juve, seperti Liga Super, tetapi dia juga mengambil terlalu banyak dan lalai untuk memberi informasi kepada dewan, yang tidak dapat Anda lakukan dengan klub yang melayang di bursa saham," tutur Gigli mengakhiri.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Football-italia.net, Il Messaggero |
Komentar