BOLASPORT.COM - Mantan pembalap Tech3 KTM, Remy Gardner mengaku masih jengkel dengan keputusan KTM yang mendepaknya, keputusan tersebut dinilai menghancurkan mimpinya.
Remy Gardner merupakan salah satu pembalap muda potensial yang ada di grid MotoGP tahun ini dengan label sebagai juara dunia Moto2 tahun 2021.
Dengan prestasi itu membuat pembalap berkebangsaan Australia tersebut akhirnya naik ke MotoGP bersama tim satelit KTM.
Sangat disayangkan kiprahnya di MotoGP harus berakhir, Gardner gagal bersaing di atas lintasan.
Dari 20 balapan yang dijalaninya tahun ini, Gardner hanya mampu mengumpulkan 13 poin yang membuatnya menempati peringkat ke-23 di klasemen.
Pembalap berusia 24 tahun tersebut akhirnya memilih untuk mentas di World Superbike (WSBK) pada 2023 mendatang, setelah tidak ada tim MotoGP yang mau menggunakan jasanya.
Keputusan tersebut sebenarnya sangat disayangkan oleh Gardner, pasalnya berlaga di kelas utama MotoGP merupakan salah satu mimpinya.
"Menjadi pembalap MotoGP adalah sesuatu yang ingin saya lanjutkan, karena itu adalah mimpi besar yang telah saya kerjakan sepanjang hidup saya," ucap Gardner dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Saya membuat begitu banyak pengorbanan untuk itu. Aku akan merindukan berada di sini."
Baca Juga: Lelucon Bos Ducati: Marc Marquez Kicep Usai Diberitahu Adik Hebatnya Desmosedici
Lebih lanjut Gardner menilai jika saja KTM memberinya kesempatan lebih panjang, maka dia yakin bisa berbuat lebih banyak.
Gardner juga masih memiliki ambisi besar untuk kembali mentas di MotoGP, dia ingin membuktikan bahwa keputusan yang diambil pabrikan Austria itu adalah kesalahan besar.
"Saya merasa belum siap untuk pergi. Saya pikir saya bisa melakukan sesuatu di sini," ucap Gardner.
"Saya tidak yakin. Tapi mungkin saya sangat menyukai superbike sehingga saya tidak ingin kembali."
"Saya tidak tahu. Ada bagian dari diri saya yang mengatakan bahwa saya ingin kembali dan membuktikannya kepada mereka, jelas siapa yang saya maksud..."
Saking jengkelnya dengan KTM, Gardner sampai menyebut ketika mengendarai RC16 di atas lintasan seperti keluar untuk bunuh diri.
"Saya pergi keluar hanya untuk hampir bunuh diri, jujur saja. Sangat menyenangkan bahwa saya tidak perlu melakukan itu lagi," ucap Gardner.
Meski masih merasa jengkel dengan keputusan KTM yang tidak memperpanjang kontraknya di MotoGP, kini Gardner berusaha untuk segera move on.
Gardner ingin fokus pada pekerjaannya sekarang di WSBK, dia juga cukup yakin dengan motornya yang sekarang bisa lebih kompetitif.
"Paket yang kami miliki untuk tahun depan seharusnya tidak terlalu buruk," ucap pembalap Australia tersebut.
"Ini semakin menarik. Saya harap kami bisa berjuang untuk podium karena itulah yang saya inginkan. Saya tidak ingin menjadi yang terakhir lagi."
Baca Juga: Doa Pembalap Indonesia Mario Aji Tatap Musim Keduanya pada Moto3
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar