BOLASPORT.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, memberikan pembelaan untuk Joao Felix yang mendapat kartu merah melawan Fulham.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Chelsea bertandang ke markas Fulham pada pertandingan lanjutan Liga Inggris musim 2022-2023, Kamis (12/1/2023) waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
The Blues kalah 1-2 pada laga di Stadion Craven Cottage, London, tersebut.
Skuad Graham Potter kebobolan oleh gol Willian (25’) dan Carlos Vinicius (73’), serta hanya sanggup membalas via lesakan Kalidou Koulibaly pada menit ke-47.
Luka skuad tim asal London itu semakin bertambah dengan kartu merah yang didapatkan Joao Felix pada menit ke-58.
Padahal, pertemuan melawan Fulham adalah debut untuk pemain pinjaman dari Atletico Madrid tersebut.
Dikutip BolaSport.com dari London Evening Standard, Graham Potter membela rekrutan barunya itu.
“Menurut saya, pelanggaran yang dilakukan Joao Felix bukan karena dia emosional. Dia salah mengendalikan diri dan hal semacam itu wajar terjadi di Liga Inggris dan sepak bola level tinggi,” kata Potter.
“Tidak ada niat jahat dari Felix. Dia tidak menyakiti siapa-siapa, tidak kehilangan kendali, kejadiannya seperti yang terlihat di lapangan.”
“Kadang-kadang hal semacam ini terjadi menghambat Anda, dan Anda harus menderita.”
“Percayalah, Chelsea saat ini juga menderita,” ucap Potter.
Kekalahan dari markas The Cottagers membuat Jorginho dkk kini berada di urutan ke-10 klasemen sementara Liga Inggris.
Graham Potter meminta suporter Chelsea tetap kompak mendukung tim kesayangan mereka.
Baca Juga: Cuma Cetak 3 Gol, Duet Baru Messi Kok Masuk Nominasi Pemain Terbaik FIFA?
“Ya, saya paham para suporter frustrasi karena kami kalah. Itu wajar. Saya memastikan datang ke mereka untuk mengapresiasi para pendukung. Situasi ini tidak mudah,” tutur sang nakhoda.
“Kami menderita, suporter pun sama. Tim Chelsea paham kekecewaan para pendukung. Menurut saya, penting untuk tetap kompak dan melewati periode sulit ini,” ujar eks pelatih Brighton itu lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | London Evening Standard |
Komentar