BOLASPORT.COM - Dihentikannya Liga 2 2022 memang mendapat respons pro dan kontra karena beberapa perwakilan klub kasta kedua menilai keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tak berdasar.
Seperti diketahui, Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan untuk menghentikan Liga 2 2022 pada Kamis (12/1/2023).
Keputusan itu diambil Exco PSSI dengan alasan 20 dari 28 tim perserta Liga 2 setuju kompetisi dihentikan.
Namun, kenyataannya tak sedikit tim yang merasa bahwa keputusan PSSI itu tak adil.
Baca Juga: Perwakilan Klub Sampaikan Unek-unek soal Liga 2 Dihentikan, Menpora Segera Temui PSSI dan PT LIB
Situasi ini pun membuat beberapa klub Liga 2 mulai bergerak karena tak merasa puas dengan keputusan PSSI tersebut.
Untuk itu 10 perwakilan klub Liga 2 dan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pun menggelar audiensi dengan Kemenpora di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta pada Senin (16/1/2023).
Perwakilan 10 klub ini yakni Persipura Jayapura, Semen Padang, Bekasi City FC, PSMS Medan, Karo United, Persipal, Sulut United, PSIM Yogyakarta, Persijap, Persewar.
Mereka meminta agar kompetisi Liga 2 tetap dilanjutkan.
Persipura Jayapura merupakan salah satu klub yang turut hadiri dalam kesempatan ini pun membeberkan kepada Menpora, Zainudin AMali.
Manajer Persipura Jayapura, Yan Mandenas mengungkapkan kepada Menpora bahwa Exco PSSI menghentikan Liga 2 dengan keputusan yang diambil secara sepihak.
Bahkan Yan menjelaskan datangnya 10 tim ini membuktikan bahwa banyak klub Liga 2 yang masih ingin kompetisi tetap bergulir.
Baca Juga: Buntut Penghentian Liga 2 2022/2023, Persipura akan Gugat PSSI
Tak hanya itu, Yan Mandenas juga meluruskan bahwa tanda tangan 20 klub itu bukan diperuntukkan untuk meminta Liga 2 dihentikan.
“(Tanda tangan) 19-20 klub itu bukan legitimasi liga dihentikan. Itu legitimasi untuk hasil Manager's Meeting owner klub dengan PT LIB (Liga Indonesia Baru) untuk disampaikan ke PSSI. Selanjutnya Dirut PT LIB Ferry Paulus menyampaikan bahwa hasil Owner Meeting 14 Desember dengan PT LIB dan dihadiri PSSI akan disampaikan ke PSSU kemudian keputusannya bagaimana akan dikonsultasikan ke klub," ujar Yan Mandenas kepada awak media termasuk BolaSport.com di Kantor Kemenpora, Senin (16/1/2023).
“Tapi kemudian kami tak dikonsultasikan langsung, malah diputuskan sendiri. Harusnya hasil keputusan Exco itu tertutup dulu karena yang berhak menghentikan atau tidak liga itu kongres. Jadi hasil itu harusnya dikonsultasikan kembali ke klub,” ucapnya.
Lebih lanjut, Yan menyebut bahwa pemalsuan tanda tangan di antara 20 klub yang kemudian menjadi landasab keputusan Exco PSSI untuk menghentikan kompetisi.
Baca Juga: Curi Poin dari Dewa United, Pelatih Persis Solo Puas
Namun, setelah keputusan Exco PSSI banyak klub yang bermunculan dan membantah soal tanda tangan tersebut.
Terkait soal tanda tangan klub, Yan meluruskan bahwa sebenarnya tanda tangan itu dikira sebagai uang transport.
Tetappi, justru tiba-tiba tanda tangan tersebut untuk menghentikankompetisi.
Padahal seharusnya itu adalah untuk uang transportasi sebesar Rp 15 juga.
“Tanda tangan sebagian dipalsukan. Banyak klub yang sudah mengadu. Karena tanda tangan itu dikasih uang transport Rp 15 juta per klub. Tapi klub tak tahu itu untuk menghentikan liga. Yang kami tahu adanya adalah tanda tangan kehadiran di Manager's Meeting,” kata Yan Mandenas.
Ia juga membeberkan ke Menpora bahwa memang ada beberapa masalah pada klub Liga 2 terkait finansial.
Baca Juga: Liga 2 2022 Dihentikan, Pemain Persib Khawatir Muncul Pengaturan Skor
Namun, untuk itu menurutnya tak bisa dipukul rata.
Menurutnya apabila memang beberapa klub tak bisa melanjutkan kompetisi seharusnya diberi sanksi.
“Satu-dua klub saja yang ingin liga dihentikan karena bermasalah dari sisi finansial. Yang lain semua minta berlanjut karena kompetisi sudah berjalan. Harusnya saat lanjutan kompetisi mereka verifikasi ulang lagi tim dari sisi kesiapan. Sama halnya waktu kami mendaftar pertama di verifikasi. Tim mana siap maka itu lanjut. Yang tidak kembali ke sanksi-sanksi PSSI," kata Yan.
"Sama halnya ketika Persipura di Liga 1 (2021) saat kami tak siap main melawan Madura United. Kami dikasih kalah WO (Walk-out), lalu dipotong poin dan kami turun ke Liga 2. Kami jalani sanksi karena sebagai anggota federasi harus taat kepada statuta PSSI. Jangan sampai satu-dua klub mengorbankan yang banyak ini,” tuturnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar