BOLASPORT.COM - Penampilan impresif ditunjukkan pebulu tangkis tunggal putra nomor satu, Viktor Axelsen (Denmark), ketika mengandaskan wakil tuan rumah, Kidambi Srikanth, pada babak pertama India Open 2023.
Axelsen memaksa Kidambi menyerah dua gim langsung 21-14, 21-19 pada pertandingan yang digelar di K. D. Jadhav Indoor Hall, India, Selasa (19/1/2023).
Kidambi bukannya tanpa perlawanan.
Mantan pemain tunggal putra nomor satu ini sempat hampir memaksakan rubber game ketika mendominasi gim kedua.
Keunggulan sembilan angka pun sempat dicapai Kidambi saat skor 4-13 dan 5-14.
Akan tetapi, Axelsen menunjukkan kembali alasan kenapa dirinya tidak mudah untuk dikalahkan.
Ketika orang-orang mengira Axelsen akan melepaskan gim kedua, dia justru berhasil bangkit untuk mengunci pertandingan lebih cepat.
Dimulai dengan tujuh angka beruntun yang mengubah skor menjadi 12-14, Axelsen menyamakan angka pada 18-18.
Kedudukan dibalikkan Axelsen pada 20-19. Juara dunia dan Olimpiade tersebut hanya butuh satu kesempatan untuk memenangi pertandingan.
Baca Juga: Jadwal India Open 2023 - 8 Wakil Indonesia Berlaga, Fajar/Rian vs Fikri/Bagas
"Saya masih tidak percaya kalau saya bisa memenangi pertandingan ini," kata Axelsen seperti dilansir BolaSport.com dari BWFBadminton.com.
"Sensasinya sama sekali tidak baik buat saya, pada gim kedua dia bangkit dan tiba-tiba mengunci saya dengan permainannya. Itu sungguh mengejutkan."
"Namun, saya senang bisa memenangi pertandingannya dalam dua gim langsung."
"Tidak mudah pindah dari negara yang panas dan lembap ke New Delhi yang dingin, jadi saya hanya mencoba beradaptasi dengan sebaik mungkin."
"Secara keseluruhan, fisik saya belum pulih setelah turnamen pekan lalu."
"Tetapi saya memiliki lebih banyak waktu sebelum pertandingan besok, jadi saya mencoba memulihkan diri sebaik mungkin."
Pemandangan ini terlihat kontras jika melihat kembali pertandingan antara Axelsen dan Kidambi pada final India Open 2015.
Saat itu Axelsen menelan kekalahan setelah kehilangan 11 angka secara beruntun pada gim ketiga.
Pada masa mudanya kekuatan mental pemain berusia 29 tahun ini cukup dipertanyakan walau telah menunjukkan potensi sebagai calon pemain bintang.
Baca Juga: India Open 2023 - Ambisi Fikri/Bagas Keluar dari Rekor Buruk Diadang Fajar/Rian
Penyebabnya adalah bagaimana Axelsen sering gagal menjadi juara walau beberapa kali mencapai final.
Di level Superseries misalnya, Axelsen butuh waktu empat tahun untuk mencetak titel pertamanya yaitu Superseries Finals 2016 dari final pertamanya pada French Open 2012.
Setelah kalah dari Kidambi pada final India Open 2015 Axelsen mencetak kegagalan serupa pada final berikutnya.
Kini, Axelsen berubah. Setelah keberhasilannya merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Axelsen tak pernah kalah dalam 11 partai final berikutnya.
Axelsen juga menunjukkan kemampuannya untuk lolos dari situasi sulit.
Teranyar adalah saat semifinal World Tour Finals 2022 ketika Axelsen masih bisa menang walau hampir kalah dua gim langsung dari rising star, Kodai Naraoka (Jepang).
"Saya beruntung tetapi saya juga bangkit di momen krusial dan kita harus bisa menang saat hari ketika situasinya tak berjalan sesuai rencana," kata Axelsen saat itu.
Level kepercayaan tinggi ini yang disebut-sebut sebagai salah satu alasan kenapa Axelsen sulit untuk dikalahkan.
Penilaian ini datang dari mulut legenda bulu tangkis, Lee Chong Wei, dalam bincang-bincang bersama Taufik Hidayat dalam live di Tiktok pada 22 Juni 2022.
Baca Juga: Link Live Streaming India Open 2023 - 8 Wakil Indonesia Tampil, Derbi Indonesia pada Ganda Putra
"Setelah dia menang Olimpiade, saya rasa dia lebih percaya diri," kata Lee sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Sementara itu, Kidambi Srikanth merasa bahwa dirinya sudah tampil bagus tetapi kurang konsisten jika dibandingkan Axelsen.
"Saya pikir secara keseluruhan saya bermain bagus tetapi saya tidak bisa menuntaskan beberapa poin," ucap Kidambi.
"Ada banyak hal positif yang bisa dipelajari, jika kita bertanding di level tertinggi, kita harus tetap tampil sebaik mungkin sampai pertandingannya selesai."
"Dia bangkit dengan sangat baik. Setelah 14 atau 15 pada gim kedua, pertandingannya soal siapa yang bisa bertahan hingga akhir."
"Akan tetapi saya membuat terlalu banyak kesalahan dan memberinya kesempatan," tandas mantan anak didik pelatih kawakan Indonesia, Mulyo Handoyo, ini.
Baca Juga: Gagal Lagi, Rexy Mainaky Tarik Ganda Putra Malaysia dari Indonesia Masters 2023
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Kompas.com, BWFBadminton.com |
Komentar