BOLASPORT.COM - Egy Maulana Virki akhirnya buka suara terkait anggapan pecinta sepak bola Indonesia yang menilai dirinya turun level usai bergabung dengan Dewa United FC.
Seperti yang diketahui, kepindahan Egy Maulana Vikri ke Dewa United sempat menjadi perbincangan.
Banyak yang menilai bila pemain berusia 22 tahun itu mengalami penurunan karier.
Hal tersebut bukannya tanpa alasan.
Pasalnya, Egy Maulana Vikri lebih sering menghabiskan waktunya di Eropa.
Baca Juga: Cerita di Balik Kepindahan Egy Maulana Vikri ke Dewa United
Sehingga ketika kembali ke Tanah Air, beberapa pihak menyayangkan keputusan tersebut.
Menanggapi apa yang terjadi, Egy Maulana Vikri pun buka suara.
Dalam hal ini, Egy Maulana Vikri menegaskan bahwa mimpinya bermain di luar negeri belum pupus.
Pemain berposisi sebagai winger itu menjelaskan kepindahannya ke Dewa United hanya untuk mencari menit bermain.
"Yang pasti saya rasa gak hanya saya, tapi emang semua pemain Indonesia pasti sangat ingin bermain di luar negeri."
"Saya juga sudah mencoba lima tahun ini, bagaimana saya mencoba untuk bermain di luar negeri."
"Menit bermain saya sangat kurang tapi harapan saya untuk bermain di sana itu nggak pupus," kata Egy, dilansir BolaSport.com dari YouTube Dewa United.
Sementara itu, Egy mengaku saat ini akan fokus ke Dewa United.
Pemain kelahiran bertekad untuk kembali menemukan permainan terbaiknya.
Bila ada klub luar negeri yang tertarik, Egy pun siap menerimanya.
Terlebih, Dewa United juga tak berniat menghalangi Egy untuk bermain di luar Indonesia.
"Saya juga masih berharap dan ingin bekerja keras lagi."
"Supaya setelah menit bermain saya banyak bersama Dewa tidak menutup kemungkinan bahwa saya sangat ingin berkarir di luar negeri lagi."
"Jadi bagi saya lebih baik saya fokus di tim ini, membantu tim ini, dan juga membuat target apa yang diinginkan manajemen dan pelatih."
"Ya sangat ingin membantu tim ini dan ya membuat sama-sama sukses di klub," tutupnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | YouTube/@DewaUnitedFC |
Komentar