Hingga kualitas pemain yang kurang, sehingga membuatnya harus menggelar TC jangka panjang demi memperbaiki apa yang kurang dari pemain.
Hal ini tak lepas dari pemain muda yang kurang waktu bermain.
“Kalau di Korea Selatan persiapan tidak seperti ini. Di sana sangat sistematis, sesuai dengan road map, kalau begini belum tentu kita bia lolos dari fase grup (Piala Asia U-20),” kata Shin.
“Bukan apa-apa, saya hanya minta ketegasan dan pengorbanan dari masing-masing tim. Kapan lagi kita bisa lolos ke Piala Dunia. Apakah kita mau jauh lebih baik atau cukup stay disitu-situ saja?,” lanjutnya.
“Piala Dunia sepertinya dianggap simpel seperti hanya 'oh yaudah', tanding? oh yaudah. Tidak akan bisa seperti gitu. Jangan pikir seperti itu.”
Lebih lanjut, Shin Tae-yong juga menceritakan bagaimana ia tak istirahat sama sekali.
Ia mengaku selama melatih timnas Indonesia ia tak hanya memegang satu tim.
Tetapi ia memegang tiga tim sekaligus yakni timnas U-20, timnas U-23, dan timnas senior.
Situasi ini pun membuatnya sedikit istirahat karena setelah selesai mempersiapkan skuad Garuda Nusantara.
Shin harus segera mempersiapkan timnas senior dan itu selalu berlanjut setiap ada event.
Dengan begitu, Shin Tae-yong mengaku capek dan melelahkan.
Baca Juga: Akui Kenal Calon Ketum PSSI Erick Thohir, Ini Permintaan Shin Tae-yong pada Penerus Iwan Bule
Namun, karena itu tanggung jawabnya ia berusaha melakukan semakismal mungkin.
Walaupun ia merasa capek karena situasinya tidak mendukung.
Banyak tim yang masih keberatan melepas pemainnya hingga Shin pun menyebut tim tersebut hanya mencari untung sendiri.
Padahal ia menilai timnas Indonesia juga penting.
“Capek, melelahkan, sedikit istirahat. Sejak ke Indonesia saya sedikit istirahat,” tuturnya.
“Kalau di Korea hanya 10 hari TC selesai. Masih ada banyak waktu untuk berpikir. Begitu datang ke Indonesia, 12 bulan penuh,” pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar