BOLASPORT.COM - Juventus ibarat menjelma jadi kurcaci saat tampil di kompetisi Eropa. Massimiliano Allegri, yang kini kerap dijuluki "Mister 1-0", marah-marah kepada wartawan.
Kekesalan Massimiliano Allegri meluap setelah Juventus bersua Nantes pada leg 1 play-off perdelapan final Liga Europa, Kamis (16/2/2023).
Main di kandangnya, Allianz Stadium Turin, I Bianconeri ditahan imbang sang wakil Prancis 1-1.
Pasukan Allegri gagal menambah, atau setidaknya mempertahankan keunggulan yang diperoleh via gol Dusan Vlahovic (13').
Gawang Si Nyonya Tua kecolongan serangan kilat Nantes yang muaranya adalah gol penyama skor Ludovic Blas (60').
Hasil ini menambah merah rapor sang raksasa Liga Italia di pentas antarklub Eropa.
Biasanya perkasa, Juventus belakangan ini malah seperti tim kurcaci di hadapan rival level kontinental.
Dalam 10 laga terakhir di Liga Champions maupun play-off Liga Europa, Adrien Rabiot dkk cuma menang dua kali, sedangkan sisanya 2 imbang dan 6 kalah!
Baca Juga: Bagi Juventus, Liga Europa Tak Pernah Seberharga Musim Ini
Sepasang kemenangan itu pun diraih atas tim semenjana, Malmo dan Maccabi Haifa.
Mereka tak berdaya di hadapan klub-klub seperti Villarreal, PSG, dan Benfica.
Salah satu kekalahan Juve bahkan diderita saat bertamu ke Haifa di fase grup Liga Champions 2022-2023.
Kritik buat Allegri dilayangkan karena dia dianggap tak berusaha mencetak gol tambahan dan hanya puas dengan hasil 1-0.
Sebuah kondisi yang sering terjadi di Juventus dalam dua musim ke belakang.
Data yang dikutip BolaSport.com dari Sky Italia menegaskan Allegri makin cocok dengan julukan "Mister 1-0".
Gol tunggal Rabiot ke gawang Fiorentina pada partai terakhirnya di Liga Italia (13/2/2023) menghasilkan kemenangan skor 1-0 yang ke-56 kalinya dalam karier sang pelatih di Juventus.
Artinya, frekuensi Bianconeri menang dengan skor tersebut bersama Allegri mencapai 23,7 persen dari total kemenangannya (236).
Rasio yang terbilang tinggi buat ukuran tim sedominan Juventus.
Hal ini pula yang jadi sumber kritikan dari jurnalis Sky, Stefano De Grandis, ketika mengajukan pertanyaan kepada Allegri perihal mentalitas skuad dengan kebiasaan sering menang hanya 1-0.
Pada akhirnya, keunggulan tipis itu pun bisa dibayar lunas oleh Nantes.
"Anda membuat saya gila untuk mengatakan hal sampah seperti ini. Saya tak pernah bilang saya ingin Juve menang 1-0," ucapnya kepada De Grandis, yang bertanya dari studio.
"Lihat statistik tim saya. Saya selalu punya pertahanan terbaik dan serangan terbaik kedua."
"Anda tak akan bisa lari dari data. Tim saya selalu mencetak 70-80 gol per musim."
"Anda membicarakan omong kosong, sedangkan saya bicara data. Itulah masalahnya."
"Saya tahu Anda duduk di sana dan membicarakan omong kosong untuk mengisi waktu, tapi saya tidak."
"Anda membayangkan ini, membuat cerita dan terus menyebarkannya. Anda melihat hal abstrak, saya melihat apa yang konkret."
"Anda mendapatkan semua statistik, lihatlah itu. Dalam sepak bola, hanya ada satu hal yang terpenting: memenangi pertandingan."
"Tak masalah jika itu 1-0 atau 5-0. Meskipun demikian, faktanya tim saya selalu memiliki pertahanan terbaik dan serangan terbaik kedua," ujarnya dengan nada bicara tinggi.
Baca Juga: Manchester United Resmi Terima Proposal Pembelian dari Qatar
Apapun klaim Massimiliano Allegri, dia harus segera mengenyahkan tren negatif ini jika ingin masuk babak 16 besar Liga Europa.
Juventus diwajibkan menang pada leg kedua di markas Nantes, Kamis (23/2/2023).
Ya, lagi-lagi dengan skor 1-0 juga cukup lah...
10 Laga Terakhir Juventus di Pentas Eropa
Juventus 1-0 Malmo
Villarreal 1-1 Juventus
Juventus 0-3 Villarreal
PSG 2-1 Juventus
Juventus 1-2 Benfica
Juventus 3-1 Maccabi Haifa
Maccabi Haifa 2-0 Juventus
Benfica 4-3 Juventus
Juventus 1-2 PSG
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sport.sky.it, goal.com/it |
Komentar