BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Selandia Baru, Darren Bazeley, akhirnya buka suara pasca kericuhan di akhir laga usai pertandingan melawan timnas U-20 Indonesia.
Laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (19/2/2023) ini berjalan cukup ketat terutama jelang akhir-akhir pertandingan.
Terutama setelah Muhammad Ferarri mecetak gol bagi skuad Garuda Nusantara pada menit ke-78.
Kedaan berubah menjadi 1-2 dan skuad Garuda Nusantara berusaha mengejar ketinggalan.
Baca Juga: Shin Tae-yong Ungkap 2 Masalah Dasar Timnas U-20 Indonesia Usai Kalah dari Selandia Baru
Selandia Baru melakukan pergantian pemain demi penyegaran dengan menarik dua pemain..
Merasa nomornya yang dituju oleh papan pergantian pemain, Isaac Robert berusaha memberikan ban kaptennya kepada pemain lain.
Pemain timnas U-20 Indonesia, Hugo Samir sempat menahan Isaac dan memaksa dia kelar lapangan.
Isaac tetap menuju rekannya dan memasangkan ban kapten tersebut.
Dianggap mengulur waktu, wasit Fariq Hitaba langsung memberikan kartu kuning sekaligus kartu merah karena Isaac sudah lebih dulu mendapatkan kartu kuning.
Isaac terlihat mengamuk dan melemparkan jerseynya ke tanah sebelum diambil kembali dan menuju ruang ganti.
Baca Juga: Guatemala Belum Terkalahkan, Shin Tae-yong Siapkan Starting Terbaik Timnas U-20 Indonesia
Memberikan klarifikasi, Pelatih Selandia Baru Darren Bazeley menjelaskan jika hal saat kejadian tersebut ada kesalahan.
Tepatnya, wasit keempat salah memberikan nomor pergantian pemain.
Harusnya, bukan Isaac Robert yang diganti saat itu.
"Kesalahan nomor di papan, jadi itu kapten kami, melihat nomornya (di papan) dan ingin keluar, tapi bukan dia yang harusnya diganti."
"Jadi saya kecewa, wasit tidak melihat, kami tidak mengulur waktu, tapi itu salah pergantian pemain."
"Tapi kami mengganti dua pemain dan ada kesalahan nomor," kata Darren Bazeley seusai pertandingan.
Darren juga mempertanyakan keputusan wasit pada soal kartu merah kepada anak asuhnya tersebut.
Dia juga kaget karena dianggap mengulur waktu dan akhirnya juga mendapatkan kartu kuning setelah dianggap terlalu keras melakukan protes.
"Wasit pikir kami berusaha membuang waktu, ini adalah kesalahan di menit-menit akhir pertandingan dan mungkin ada tekanan."
"Menit-menit akhir dianggap membuang waktu tapi akhirnya dia keluar (karena kartu merah)," tambahnya.
Baca Juga: Sempat Jadi Bahan Kritik Thomas Doll, Ferarri Ungkap Manfaat TC Bersama Shin Tae-yong
Menatap Piala Dunia U-20 2023 mendatang, pelatih berusia 50 tahun ini melihat jika insiden kesalahan nomor harusnya tidak ada.
Menurutnya, wasit utama dan wasit keempat di pinggir lapangan harusnya bisa berkomunikasi dengan baik.
Hal ini membuat peluang untuk kesalahan yang mereka alami di turnamen ini kecil bisa terulang di Piala Dunia U-20 2023 mendatang.
"Wasit memiliki mic dan saling berkomunikasi dengan yang lain, misalnya dengan wasit ke keempat, "dia pemain yang salah (saat dipanggil keluar)"
"Dia (wasit keempat) harusnya bisa bicara ke wasit utama jika itu adalah pemain yang salah."
"Masalahnya kita (pelatih) tidak bisa bicara langsung ke wasit utama dan kejadian itu terjadi."
"Tapi kita harus melupakan karena setiap orang harus belajar," pungkasnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar