BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Gloria Emanuelle Widjaja, mengaku tidak menyangka dengan pencapaiannya bersama Dejan Ferdinansyah selama satu tahun terakhir setelah didegradasi dari pelatnas pada 2022.
Gloria yang baru bertandem dengan Dejan pada awal 2022, telah menjuarai empat turnamen pada tahun tersebut yakni Denmark Masters, Vietnam Open, International Series 2022 Yogyakarta, dan International Challenge 2022, Malang.
Raihan ini mengantar Dejan/Gloria ke peringkat 20 besar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Desember 2022. Peringkat mereka terus membaik ke 15 besar dunia pada akhir Januari 2023.
"Setelah tidak lagi di pelatnas, untuk mengembalikan performa dan mental, sempat susah karena setelah tahu keluar, saya dipasangkan dengan junior yang sama sekali saya tidak tahu orangnya," kata Gloria ditemui di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Klasemen Gelar BWF World Tour 2023 - Indonesia di Bawah China dan Jepang
"Karakter bermainnya seperti apa saya tidak tahu. Saat start sempat ragu, ragu ke diri sendiri karena saya harus mengulang dari bawah, apakah yakin akan bisa. Tetapi, setelah berjalannya waktu diberi keyakinan dan saran dari banyak pihak dan pelatih, jadi lebih oke," ucap Gloria.
"Ditambah lagi saya sudah tahu karakter permainan Dejan seperti apa. Sama ci Vita ngobrol begitu juga dengan Dejan. Hubungan saya dengan Dejan di luar lapangan juga baik. Komunikasi bagus jadi tinggal bagaimana menyeimbangkan komunikasi di lapangan karena tidak gampang."
Dalam perjalanan waktu, terkait komunikasi pemain berusia 29 tahun itu mengatakan ada perubahannya misalnya sikap baru dan hal baru. Komunikasi hal-hal kecil masih perlu pengenalan.
"Persaingan ganda campuran sekarang sudah merata. Dalam arti, siapa yang siap dia yang akan mendapat hasil terbaik. Evaluasi saya dengan Dejan pada event terakhir lebih ke non-teknis ke individual masing-masing," tutur Gloria.
"Jadi, faktornya lebih ke komunikasi dan hal non teknis yang membuat kami benar-benar harus belajar karena ini baru satu tahun jadi banyak hal baru yang harus saya, Dejan, dan ci Vita (Vita Marissa, pelatih) pelajari terus," aku pemilik tinggi badan 182 cm itu.
Menurut Gloria, dengan adanya pasangan kombinasi baru China seperti Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, Indonesia tetap bisa bersaing.
"Keunggulan dari Huang Dong Ping sudah punya pengalaman dengan pasangan sebelumnya (Wang Yi Lyu)," ujar Gloria.
Wang/Huang merupakan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Namun, China mulai melakukan sejumlah perombakan pasangan pada sektor ganda mulai tahun ini.
"Saya dan Dejan berbeda dari jumlah tingkat pertandingannya dari babak setiap babak. Saya juga belajar dari dia (Huang) juga bagaimana bisa membawa junior. Dengan partner baru pasti ada perubahan dalam pola permainan dengan segala kelebihan dan kekurangan saya," kata Gloria.
"Kelebihan Dejan adalah daya juang sangat besar. Dia juga masih muda sehingga tenaganya masih besar. Dia juga memiliki smes yang lumayan kencang sehingga syaa harus memanfaatkan itu. Saya juga punya kelebihan dan kekurangan sehingga kami saling melengkapi."
"Target tahun ini pastinya perlahan seperto tahun lalu. Maksimum jadi juara di level Super 100. yang pasti walaupun pada turnamen super 1000 mencapai semifinal, saya secara pribadi merasa masih kurang."
"Mungkin step by step, juara level 300, Super 500, Super 750, dan Super 1000. Kami tidak mau terlalu memberatkan mau menang di turnamen apa saja. Hasil yang kami dapat ini juga sebenarnya di luar ekspektasi. Berpikir kesana itu bonus," ucap Gloria.
Gloria juga masih memiliki keinginan lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah pada Olimpiade Tokyo 2020, dia dan Hafiz Faizal gagal lolos.
Baca Juga: Malaysia Gagal pada Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2023, Rexy Mainaky Puji Semangat Tim
Penyebabnya, Hafiz/Gloria yang saat itu berada di peringkat kedelapan dunia tergusur posisinya setelah BWF menggelar kejuaraan Eropa.
Sementara itu, Hafiz/Gloria tidak bisa mengejar poin setelah Malaysia Open dan Singapore Open tidak digelar karena pandemi Covid-19. Akbatnya, tidak ada lagi turnamen yang bisa mereka ikuti untuk pengumpulan poin Olimpiade.
Suatu negara (pada nomor ganda) maksimum bisa mengirim dua wakil jika berada di peringkat delapan besar dunia. Kejuraaan Eropa membiat Hafiz/Gloria turun ke peringkat ke-9 dunia dalam penutupan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo.
"Untuk kualifikasi Olimpiade, pikiran saya, Olimpiade sudah di depan mata lagi nih. Kesempatan saya untuk mengikuti Olimpiade kapan lagi. Fokus saya ke Olimpiade dulu terus hasil dari event itu bonus," tutur Gloria.
"Setiap event, saya maksimal terus jadi saya coba kasih yang terbaik. Tidak memikirkan harus juara dimana. Ranking, itu bonus. Saya harus bisa bawa Dejan ke Olimpiade, tidak hanya bermain pada Olimpiade, tetapi saya tidak mau terlalu terbebani."
Saat ini, Dejan/Gloria sedang mempersiapkan diri mengikuti tiga turnamen di Eropa. Turnamen terdekat yang akan mereka ikuti adalah German Open, 7-12 Maret mendatang.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar