BOLASPORT.COM - Kejuaraan Wimbledon adalah yang tertua dan paling bergengsi dari empat turnamen tenis Grand Slam. (Tiga lainnya adalah Australia, Prancis, dan AS Terbuka).
Dengan demikian, Wimbledon dibanjiri tradisi dan fitur yang tahan lama, seperti kebiasaan menyebut kontestan sebagai tuan dan nyonya.
Royal Box, yang telah disediakan untuk anggota bangsawan Inggris sejak 1922 dan Center Court yang ikonis tersedia di sini.
Namun bisa dibilang aspek yang paling menonjol dari acara tersebut adalah dress code serba putih untuk semua peserta.
Baca Juga: Indonesia Paling Hebat! Ini 5 Tunggal Putri dengan Rekor Kemenangan Terpanjang dalam Sejarah
Mengapa turnamen menentukan bahwa para pemainnya berpakaian serba putih?
Jawaban singkatnya adalah itu sudah di atur dalam peraturan turnamen tersebut.
Dalam kode berpakaian, kode itu ditulis pada tahun 1880-an yang sopan, noda keringat dianggap sangat tidak pantas dan tidak sedap dipandang sehingga diputuskan bahwa warna putih harus dipakai untuk meminimalkan.
Sejak itu baju putih dianggap sebagai pakaian standar.
Setelah aturan itu ditentukan dalam kode berpakaian, aturan itu masih melekat sampai sekarang.
Meskipun telah menjadi bagian dari Wimbledon selama lebih dari seabad, aturan berpakaian serba putih tidak selalu populer di kalangan pemain.
Kasus paling ekstrim dari hal ini adalah ketika superstar Andre Agassi menolak untuk bermain di Wimbledon dari tahun 1988 hingga 1990 sebagian karena aturan berpakaian mencegahnya mengenakan pakaian mencolok yang paling nyaman dikenakannya.
Bahkan orang yang secara luas dianggap sebagai petenis pria terbaik sepanjang masa, Roger Federer, juga melanggar ketentuan ini.
Baca Juga: Ada Indonesia! 5 Pebulu Tangkis dengan Rekor Kemenangan Beruntun Terpanjang
Dia pernah ditegur pada tahun 2013 karena mengenakan sepatu putih bersol oranye yang terpaksa dia ganti pada pertandingan berikutnya.
Tahun berikutnya, sesama legenda tenis Martina Navratilova mengatakan bahwa pejabat turnamen telah "melangkah terlalu jauh" ketika mereka memberi tahu dia bahwa rok bergaris birunya tidak sesuai dengan kode.
Kebiasaan ini suka tidak suka tetap bertahan sebagai tanda bahwa Wimbledon adalah turnamen yang berbeda di antara yang lain.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | britannica.com |
Komentar