BOLASPORT.COM - Mick Doohan menilai bahwa pasukan Honda yang digawangi Marc Marquez telah gagal total pada MotoGP 2022.
Tidak bisa dipungkiri bahwa MotoGP 2022 menjadi mimpi buruk bagi pasukan Honda di pentas kelas utama.
Bagaimana tidak? Mengandalkan duet Marc Marquez dan Pol Espargaro di Repsol Honda, mereka gagal meraih satu kemenangan pun.
Sepanjang musim tersebut, pabrikan asal Tokyo, Jepang itu hanya mampu mengemas dua podium saja.
Baca Juga: Ada Was-was karena Kegagalan Pendahulu, Joan Mir Ubah Tekanan Jadi Motivasi
Situasi Honda sempat memburuk tatkala Marc Marquez harus absen lagi untuk menjalani operasi keempatnya.
Baby Alien naik ke meja operasi usai GP Italia dan menepi dari lintasan balap selama kurang lebih empat bulan.
Alhasil, Honda mengakhiri MotoGP 2022 dengan berada di posisi terbawah klasemen konstruktor.
Menjelang bergulirnya kompetisi musim ini, segudang pekerjaan rumah masih menumpuk di garasi tim berlogo sayap tunggal itu.
Baca Juga: Joan Mir Dikira Valentino Rossi Saat Tampil Perdana dengan Seragam Repsol Honda
Salah satu tugas krusial yang harus diselesaikan mereka adalah pengembangan motor RC213V.
RC213V dituding menjadi titik lemah bagi Marquez dkk yang diharapkan bisa diperbaiki pada MotoGP 2023.
Sepak terjang dan situasi sulit yang dialami Honda turut mengundang perhatian salah satu mantan pembalap mereka, Mick Doohan.
Pria yang pernah dinobatkan sebagai legenda MotoGP itu merasa tahun 2022 menjadi tahun yang sangat mengecewakan untuk mantan timnya tersebut.
Walau diperkuat Marquez yang notabene peraih delapan gelar juara dunia, Honda remuk total dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"2022 telah menjadi musim yang mengecewakan bagi Honda," kata Mick Doohan, dilansir dari laman Motosan.
"Mereka benar-benar kalah dalam semua hal," tuturnya menambahkan.
Doohan yang pernah merajai kelas 500cc bersama Honda pada 1994-1998 merasa ada mentalitas yang perlu dikembalikan.
Tidak bisa dipungkiri, pergantian dalam struktur organisasi tim membawa dampak besar bagi mentalitas yang sudah mengakar sebelumnya.
Di mata pria asal Australia tersebut, Honda sekarang sudah lupa alasan utama mereka terjun dalam dunia motorsport.
"Mereka harus kembali ke mentalitas yang berlaku ketika Soichiro Honda (pendiri Honda) atau penerus langsungnya memimpin," ucap Doohan.
"Sejak saat itu banyak terjadi pergantian personel."
"Dan orang-orang lupa mengapa mereka terlibat dalam Honda Racing, untuk menang dengan segala cara," imbuhnya.
Komitmen dan mentalitas menjadi pemenang di berbagai situasi itulah yang membuat Doohan bertahan lama bersama Honda.
Dia juga tidak melihat komitmen yang kuat tersebut di pabrikan-pabrikan lain seperti Yamaha hingga Suzuki.
"Itulah alasan saya bertahan di Honda begitu lama saat itu," kata Doohan menjelaskan.
"Dari waktu ke waktu saya berbicara dengan pabrikan lain seperti Yamaha atau Suzuki, tapi saya tidak melihat komitmen brand lain."
"Ini sama sekali bukan tentang masalah keuangan."
"Honda berusaha sekuat tenaga dan bekerja sangat keras untuk tetap berada di atas," imbuhnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Quartararo dan Morbidelli Silang Pendapat soal Kurang Lebihnya Yamaha
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar