BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia, Flandy Limpele, menegaskan bahwa ia tidak pernah meminta jabatan pelatih utama ganda campuran di PBSI dan menjelaskan kronologi keputusan mundur dari pelatnas.
Flandy memberikan keterangan lengkap mengenai alasan keputusannya mundur dari pelatnas PBSI per 28 Februari 2023 lalu.
Kontras dengan pernyataan PBSI, peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 itu menyadari bahwa dirinya tidak pernah ada kesempatan untuk naik jabatan dari posisi pelatih pratama ke pelatih utama nomor ganda campuran.
Sejak awal direkrut, Flandy paham bahwa tugasnya adalah untuk membina pemain muda di level pratama.
Apalagi, menjadi pelatih nomor ganda campuran juga merupakan pengalaman baru baginya setelah pernah menjadi pelatih ganda putra di Jepang, India dan Malaysia.
Namun, rasa rindu menghinggapi pelatih 49 tahun itu untuk merasakan kompetisi yang lebih sengit pada kalender BWF World Tour.
Sebagai informasi, sejak menjadi pelatih pratama ganda campuran, Flandy memang lebih banyak mendampingi anak didiknya di turnamen level 3 BWF, seperti kelas International Challenge, International Series serta beberapa turnamen junior.
Flandy tetap paham bahwa memang tidak ada ruang baginya untuk naik ke posisi pelatih utama.
Pada saat yang bersamaan, datanglah tawaran dari luar negeri untuk melatih dengan lingkup tugas yang lebih menantang dan sesuai untuk mengobati kerinduan yang dirasakan pelatih asal Manado tersebut.
Baca Juga: Siti Fadia Beralih Sponsor ke Victor, Jersey Bakal Kompak dengan Apriyani Rahayu
"Awalnya karena saya menerima beberapa tawaran dari luar negeri untuk menjadi headcoach (Pelatih Kepala) di nomor ganda," ucap Flandy kepada BolaSport.com.
"Jobdesk-nya (memiliki tanggung jawab) besar, maka tentu saja nilai kontrak juga mengikuti. Saya sadar, bahwa posisi saya adalah pelatih pratama dan saya tahu diri bahwa di PBSI tidak ada ruang untuk saya naik ke pelatih utama," tutur Flandy.
"Karena itu, saya mengajukan resign secara lisan kepada PBSI di akhir bulan Desember 2022," ucap mantan ganda putra nomor satu dunia bersama Eng Hian itu.
Itikad Flandy untuk mengundurkan diri pada akhir tahun lalu, ternyata masih ditahan.
Menurut penuturan Flandy, PBSI memintanya untuk bertahan dan dijanjikan win-win solution.
Akan tetapi, hingga memakan waktu sampai dua bulan, justru tidak ada kejelasan yang diterima Flandy tentang nasibnya.
"Saya diarahkan untuk bertahan dan menunggu dulu sambil dicari win-win solution. Akhirnya saya mengikuti petunjuk tersebut dan menunggu sampai dua bulan tetapi tidak ada kepastian solusi," kata Flandy.
"Hingga akhirnya saya memutuskan resign pada pertengahan Februari (2023)," tuturnya.
Flandy juga kembali menegaskan bahwa ia tidak pernah meminta posisi pelatih utama di ganda campuran PBSI.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Pisah dengan Lee Zii Jia, Indra Wijaya Jadi Pelatih Tunggal Putri Indonesia
Kombinasi rasa rindu atmosfer BWF World Tour dan hadirnya tawaran dari negara lain, membuat Flandy berencana mundur dengan baik-baik. Tetapi justru ditahan dan malah sempat dalam situasi tidak jelas.
"PBSI memang tidak pernah menjanjikan posisi pelatih utama. Saya menerima pinangannya (April 2022) untuk di posisi pelatih pratama," ucap Flandy.
"Rasa rindu ke World Tour series dan keinginan untuk naik kelas dan belajar lagi itulah yang membuat saya resign."
"Dan saya tidak pernah meminta posisi pelatih utama pada PBSI, karena sejak November 2022 sudah ada pinangan dari negara lain," kata Flandy menegaskan.
Dengan keputusan mundur ini, Flandy hanya bertahan selama satu tahun di PBSI.
Setelah ini, Flandy akan pindah melatih ke Hong Kong menjadi pelatih kepala tiga nomor sekaligus yakni nomor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar