BOLASPORT.COM - FC Barcelona didakwa melakukan korupsi atas keterlibatan mereka dalam pembayaran sejumlah uang kepada mantan wakil presiden komite wasit Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira.
Keputusan tersebut dinyatakan Pengadilan Barcelona pada Jumat (10/3/2023) dalam perkembangan investigasi kasus yang kerap disebut Skandal Negreira ini.
Jose Negreira, yang memegang jabatan di komite wasit pada 1994-2018, juga menghadapi tuntutan korupsi secara individual.
Begitu pula dua mantan Presiden Barcelona, Josep Bartomeu (2014-2020) dan Sandro Rosell (2010-2014).
Penyelidikan menemukan bukti klub raksasa Catalunya itu membayar total 7,3 juta euro (120,3 miliar rupiah) selama periode 2001-2018 ke rekening dua perusahaan milik Negreira, DASNIL dan NILSAT.
Otoritas memantau bahwa pembayaran tersebut dilakukan sebagai bagian kerja sama Barca dengan pihak Negreira untuk kepentingan pertandingan.
Baca Juga: Apesnya Lionel Messi, Gagal Terus ke Perempat Final Liga Champions sejak Tinggalkan Barcelona
Klub diduga melakukan suap agar menerima tindakan yang menguntungkan mereka, termasuk menentukan soal perekrutan wasit dan keputusan-keputusannya selama laga.
"FC Barcelona mendapatkan dan menjaga kesepakatan lisan rahasia dengan Negreira, sehingga, sebagai wakil presiden komite wasit, dengan imbalan uang, dia akan melakukan tindakan untuk menguntungkan Barca melalui wasit," begitu kutipan pernyataan pihak kejaksaan setempat.
Adapun pihak Barcelona sebelumnya tidak membantah telah menyetor sejumlah uang kepada pihak Negreira.
Namun, mereka mengeklaim pembayaran itu sebatas kepentingan bisnis sebagai partner konsultan.
Hal itu dianggap Barca sebuah jasa yang legal dilakukan klub.
"FC Barcelona menyewa jasa konsultan eksternal yang memasok sekretaris teknis klub dengan laporan dalam format video pemain muda dari klub lain di Spanyol," bunyi pernyataan resmi Barcelona beberapa waktu lalu.
"Layanan outsourcing semacam ini sekarang menjadi tugas seorang profesional yang bekerja untuk Departemen Sepak Bola," lanjutnya.
Potensi Sanksi Barcelona
Investigasi Skandal Negreira mencuat sejak medio Februari lalu dan bisa menyeret Barcelona ke hadapan berbagai sanksi.
Hukum di Spanyol dapat memasukkan kasus ini dalam kategori tindak kriminal dengan percabangannya sebagai korupsi olahraga, yang ditujukan untuk "menentukan atau mengubah hasil pertandingan dengan cara ilegal".
Dikutip BolaSport.com dari The Athletic, sanksinya bisa berupa penjara hingga 4 tahun untuk individu yang terlibat, atau diskualifikasi dan denda bagi institusi atau lembaga bersangkutan.
Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas, sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa menjatuhkan sanksi dalam lingkup kompetisi domestik kepada Barcelona.
Baca Juga: Soal Kasus Dugaan Suap Wasit, Presiden Liga Spanyol Pastikan Barcelona Tidak Dihukum
Hal itu lantaran kasus tersebut sudah kedaluwarsa karena melewati batas waktu tiga tahun.
"Barcelona tidak dapat dijatuhi sanksi secara sportif," ujar Tebas, Februari lalu kepada Marca.
"Lima tahun telah berlalu dan periode pemberian jenis sanksi ini berakhir setelah tiga tahun."
"Pada tingkat olahraga itu tidak mungkin, tapi mungkin pada tingkat kriminal," katanya.
Meski demikian, ada regulasi yang memungkinkan Barcelona dijatuhi hukuman pada jenjang kontinental.
Pasal 4.02 dalam aturan UEFA menyatakan bahwa organisasi sepak bola tertinggi Eropa memiliki kewenangan membatalkan partisipasi klub dalam kompetisi yang mereka jalankan.
Penerapan veto berlaku jika sebuah klub sudah sah divonis terlibat "kegiatan mengatur atau memengaruhi pertandingan di tingkat nasional".
Artinya, jika investigasi nanti berujung vonis tersebut, Barcelona bisa saja mendapatkan larangan bermain di kompetisi antarklub Eropa seperti Liga Champions atau Liga Europa.
Sanksi yang cukup membuat kubu Joan Laporta gentar karena bakal kehilangan sektor pemasukan yang sangat berharga di tengah kesulitan ekonomi.
Saat ini proses penyelidikan terus berlanjut dengan potensi penemuan fakta-fakta baru dari otoritas pengadilan maupun sanggahan-sanggahan kubu Barcelona.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca.com, Theathletic.com, AS.com |
Komentar