BOLASPORT.COM - Pemahaman nilai-nilai fair play oleh orang tua masih menjadi catatan minus dalam pekan 5 Liga Fair Play U-14, Minggu (5/3/2023), di Ayo Arena, Sentul City, Bogor.
Direktur Kompetisi Liga Fair Play U-14 Dede Supriyadi mengatakan, hardikan orang tua kepada wasit terjadi dalam laga pembuka antara Sentul City dan Tunas Muda.
Menurutnya, orang tua tanpa pemahaman yang memadai akan regulasi dan aturan pertandingan sepak bola serta-merta meneriaki keputusan wasit yang memutuskan play on saat terjadi benturan pemain.
Baca Juga: Liga Fair Play U-14 Jabodetabek - Tim Football Insight Jadi Teladan
"Orang tua juga perlu memahami arti fair play," ucap Dede kepada BolaSport.com.
"Di negara-negara maju orang tua menempatkan diri sebagai penikmat pertandingan, bukan pengkritik. Sepenuhnya mereka percayakan kepada pemain dan perangkat pertandingan," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Eky Suratman, Kepala Wasit Liga Fair Play U-14 yang juga Ketua Komisi Wasit Kabupaten Bogor.
Eky menjelaskan, keputusan play on didasari oleh pengetahuan akan wait and see apakah sentuhan berikutnya menguntungkan atau merugikan tim yang terbentur.
"Selain itu, pertimbangan penting lainnya adalah apakah benturan tersebut membahayakan atau ringan," jelasnya.
Dia menambahkan, wasit dan pemain yang paling merasakan dan melakoni laga.
Editor | : | Taufik Batubara |
Komentar