"Pada akhir tahun saya melihat tanda-tanda pertama (akan dilepas Snipers) dan akhirnya, kekhawatiran saya terbukti."
Migno lantas mengutuk praktik pembelian kursi pada MotoGP.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa pay rider, atau pay driver di ajang balap mobil, merupakan fenomena yang jamak terjadi di dunia olahraga yang terkenal mahal ini.
Pembalap tak hanya dituntut membawa kualitas tetapi juga dukungan finansial untuk tim yang mereka bela melalui sponsor atau kocek pribadi.
Migno membeberkan bahwa "setoran" yang diminta untuk tampil di kelas Moto3 berada di angka 200 ribu euro atau sekitar 3,3 miliar rupiah.
Angkanya bisa bertambah menjadi dua kali lipat di kelas Moto2.
"Masalahnya adalah biayanya," ungkap Migno.
"Untuk Moto3 mereka menginginkan 200 ribu euro. Ini sama seperti di CEV (Kejuaraan Balap Motor Spanyol)."
"Kalau mau ke Moto2, kita harus menyiapkan 400 ribu euro. Mereka yang punya uang bisa berlomba, meskipun di belakang saya pada 2022."
Jadi, apakah karier pembalap bakal mulus-mulus saja jika bergabung dengan Akademi Pembalap VR46.
"Saya bisa meyakinkan Anda bahwa itu tidak benar," tukas Migno.
Posisi Migno di tim Rivacold Snipers digantikan Romano Fenati dan Matteo Bertelle yang juga pernah mencicipi program VR46.
Baca Juga: Tes MotoGP Portimao - Fabio Quartararo Temukan Masalah Yamaha yang Lebih Runyam
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar