Namun, bukan hanya masalah lawan yang kini diwaspadai Fajar/Rian.
Faktor non-teknis seperti situasi lapangan sampai kondisi shuttlecock menjadi sorotan utama mereka.
All England Open 2023 akan menjadi turnamen perdana para wakil Indonesia di bulan Maret ini.
Dan sudah bukan menjadi rahasia lagi bila bertanding di tanah Eropa, kondisi shuttlecock akan terasa lambat dan lebih berat.
Kendati sudah berkali-kali melakoni laga di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rian sendiri mengakui bahwa faktor adaptasi lapangan sering menjadi kendala di babak awal.
"Shuttlecock yang digunakan dalam turnamen di Eropa, termasuk All England, selalu lebih berat dibandingkan dengan di Asia," kata Rian dikutip BolaSport.com dari Kompas.id.
Untuk menyiasati kendala dari hal-hal seperti itu, pemain asal Bantul itu pun mengungkap kunci utama menaklukkan kondisi kok yang berat.
Kuncinya hanya ada dua, yakni bertumpu pada faktor kekuatan dan daya tahan individu masing-masing.
Pasalnya, dengan kondisi kok yang berat, apalagi untuk permainan ganda putra, mau tidak mau mereka harus siap untuk mengandalkan defence balik serang atau lebih dulu mengadu reli.
Baca Juga: All England Open 2023 - Adaptasi Berjalan Lancar, Leo/Daniel dan Gregoria Siap Tampil Maksimal
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | kompas.id |
Komentar