BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, sama sekali tidak suka dengan adanya sprint setelah mencicipi format baru itu.
Kesan Quartararo dengan lomba sprint setelah digelar pertama kali pada MotoGP Portugal akhir pekan lalu jauh dari kata positif.
Soal hasil, Juara Dunia satu kali itu tertahan di peringkat ke-10 dalam lomba 12 lap yang digelar di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal. Sabtu (25/3/2023).
Masalah saat start ditambah insiden dengan Joan Mir (Repsol Honda) pada awal balapan membuat posisi Quartararo melorot ke belakang.
Kerja keras pembalap berjuluk El Diablo tidak membuahkan hasil.
Sebagai informasi, hanya sembilan pembalap terdepan saja yang berhak mendapatkan poin dalam lomba sprint.
"Saya sama sekali tidak suka balapan sprint," tegas Quartararo seperti dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
Satu hal yang diprotes Quartararo adalah agresivitas pembalap yang kian menjadi karena durasi lomba yang lebih singkat.
Artinya, lebih sedikit ruang untuk membuat kesalahan sementara pada saat yang sama risikonya lebih besar karena jarak antar-pembalap yang makin ketat.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Hukuman Marc Marquez Tidak Hilang meski Lewatkan MotoGP Argentina
Quartararo merasakannya sendiri.
Dengan nada menyindir, pembalap asal Prancis itu mengaku lebih senang disuruh balapan penuh sebanyak dua kali dalam satu akhir pekan ketimbang harus melakoni sprint.
"Saya tidak kaget bahwa balapannya akan berlangsung dengan agresif. Saya di posisi terakhir pada awalnya karena masalah kopling," ucapnya.
"Akan lebih baik jika kami melakukan 25 lap sebanyak dua kali demi alasan keselamatan, daripada 12 putaran pada hari Sabtu."
"Secara fisik memang akan sulit, itu sudah jelas. Tetapi dalam 25 lap, pembalap akan memiliki lebih banyak waktu."
"Sedangkan jika kita kehilangan tiga posisi di sprint, kita berada dalam masalah," tegas pembalap bernomor 20 ini.
Quartararo menyadari bahwa sprint ini mau tidak mau memang harus dilakoninya karena sudah diputuskan.
Penambahan sprint sebenarnya menuai kontroversi karena diambil tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan pembalap.
Saat pertama kali diumumkan pada pertengahan tahun lalu, Quartararo tidak menahan diri untuk mencibir sprint sebagai ide bodoh.
Baca Juga: Bos Ducati Mulai Jengkel, Marc Marquez Diharap Tak Ugal-ugalan Lagi
Ini belum ditambah pemilihan waktu yang kurang tepat.
Sprint diluncurkan ketika sebagian besar pembalap telah meneken kontrak untuk musim ini. Artinya, ada masalah bayaran yang masih mengganjal saat beban bertambah.
"Apa yang bisa kita lakukan? Siapa yang memutuskan semua ini? Kami tidak memiliki kekuatan apapun," ujar Quartararo.
"Pada akhirnya itu tidak masuk akal memang. Saya tidak ingin mengeluh, tetapi ini tentang keselamatan."
"Tidak masalah jika terlibat kontak dengan pembalap lain, saya pun beberapa kali mengalaminya dengan Alex Marquez di pengujung balapan."
"Tapi untuk lap-lap pertama sprint ini benar-benar gila. Beberapa pembalap terkadang bertindak di luar kendali."
"Saya tidak mau masuk ke sana. Akan tetapi, itu masuk akal karena mereka tentu tidak mau kehilangan posisi."
"Semua pembalap akan berjuang sangat keras pada lomba-lomba berikutnya, dan itu berbahaya sekali," pungkasnya.
Baca Juga: MotoGP 2023 Baru Sampai Seri Pertama, 3 Pembalap Sudah Masuk Rumah Sakit
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar