BOLASPORT.COM - Sejumlah media asal Palestina ramai-ramai menyoroti keputusan FIFA untuk coret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 usai menolak partisipasi timnas Israel.
FIFA sebelumnya resmi mengumumkan membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 karena situasi terkini tanah air.
Namun, FIFA tidak menjelaskan lebih rinci dari kalimat situasi terkini yang jadi alasan pencabutan status tersebut.
Sesaat sebelum pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Duta Besar Palestina untuk Palestina, Zuhair Al Shun sempat menegaskan bahwa ia tidak mempersoalkan kehadiran Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023.
"Kita tahu bahwa masing-masing federasi olahraga ini memiliki aturan sendiri termasuk FIFA. Dalam kaitan ini, Indonesia telah berhasil memenangkan bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20," kata Al Shun saat konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
"Dan tentu saja partisipasi masing-masing negara yang ikut dalam event ini, tentu tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak suka dengan negara peserta tersebut," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konferensi pers sehari sebelum FIFA mencoret RI dari status tuan rumah juga menyatakan kesepakatannya dengan Al Shun.
"Dalam urusan Piala Dunia U-20 ini, kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Selasa (28/3/2023).
Baca Juga: Erick Thohir Diyakini Punya Solusi untuk Sepak Bola Indonesia Usai Piala Dunia U-20 2023 Batal
"Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik," ujarnya lagi.
Media-media Palestina pun ramai-ramai bereaksi atas keputusan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Kamis (29/3/2023).
Media Maan News menuliskan artikel berjudul, "FIFA mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia karena menolak partisipasi Israel," pada Kamis (30/3/2023).
Media tersebut juga memberitahukan potensi sanksi FIFA kepada PSSI.
"Kemungkinan sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga bisa diputuskan di tahap selanjutnya," tulis laporan media tersebut.
Tak ketinggalan, media asal Palestina yaitu Wattan juga memberikan pandangan serupa terkait hal tersebut.
Mereka menulis laporan dengan judul, "Karena ribut masalah pendudukan, hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dicabut,".
Wattan menyoroti keputusan pembatalan tersebut usai Gubernur Bali I Wayan Koster menolak partisipasi Israel.
Baca Juga: Angkat Trofi, Pemain Timnas Palestina Pakai Jersey Timnas Indonesia dan Doakan Sepak Bola Indonesia
"(Keputusan itu) diambil usai FIFA membatalkan undian grup setelah Gubernur Bali menolak kehadiran tim penjajah," demikian laporan Wattan.
Media Palestina yang lain yaitu Raya, juga memberitakan hal serupa.
Raya menyoroti masalah politik yang berlangsung di Tanah Air yang melatarbelakangi keputusan FIFA untuk Indonesia.
"Setelah masalah politik atas keberatannya (sejumlah pihak) terhadap tim nasional Israel," demikian paragraf pertama Raya.
Raya juga mengutip pernyataan dari legenda timnas Mesir yaitu Mohamed Aboutrika.
"Jika Anda (FIFA) tidak malu, lakukan apa pun yang Anda inginkan. Pendudukan Zionis adalah epidemi dunia yang harus diboikot," ujar Aboutrika.
Ia kemudian berujar, "Dan standar ganda masih berlaku di FIFA. Tidak mengherankan."
Kantor berita Palestina yaitu Wafa memuat statemen resmi Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina usai FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Baca Juga: Simpati Pemerintah Palestina kepada Indonesia Usai Dicoret sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
"Meskipun kami percaya bahwa olahraga dan politik harus dipisahkan, sulit untuk menutup mata atas tuntutan nasional karena bakal mengesampingkan demokrasi," demikian pernyataan Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina.
"Orang-orang Palestina menghadapi kematian dan kehancuran di tangan penjajah yang diperkuat oleh ekstremis, rasialis, dan pemerintahan sayap kanan di Israel dalam sejarah modern."
Sama seperti pernyataan Aboutrika, Wafa juga menyoroti praktik standar ganda FIFA kepada Israel.
"Sementara mencoret Rusia dari kompetisi internasional atas invasi di Ukraina, IOC dan FIFA menahan diri untuk menindak Israel karena pendudukan ilegal atas Palestina, pelanggaran terus-menerus atas hak asasi manusia, rasialisme, segregasi, dan penghancuran sistematis infrastruktur Palestina," kata Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina.
"Sebaliknya, FIFA memutuskan menghukum pihak yang berdiri bersama korban daripada menghukum pelakunya."
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar