BOLASPORT.COM - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menyoroti hadirnya sesi sprint yang tampak menyulitkan para pembalap.
MotoGP 2023 telah melakukan agenda terbaru mereka yakni sesi sprint race pada seri GP Portugal dan GP Argentina.
Pada sprint race pertama yang dilangsungkan di Sirkuit Algarve, Portugal, terjadi banyak insiden kecelakaan.
Setidaknya lima pembalap harus menyudahi sesi balapan mini MotoGP tersebut lebih awal.
Terkini pada sesi Sprint MotoGP Argentina 2023 yang dilangsungkan Sabtu (1/4/2023) kemarin, jalannya balapan menjadi lebih baik.
Tercatat hanya dua rider saja yakni Joan Mir (Repsol Honda) dan Aleix Espargaro (Aprilia) yang gagal menuntaskan sesi itu hingga akhir.
Kendati demikian, hal itu tidak menurunkan sorotan tajam yang diberikan Carlo Pernat atas hadirnya sesi sprint race ini.
Menurut pengamat MotoGP kondang asal Italia tersebut, sesi sprint ini hadir sebagai daya tarik baru usai pensiunnya Valentino Rossi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa The Doctor memang menjadi ikon utama bagi balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.
Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 - Senyum Bagnaia untuk Ritme Gila Timnya Rossi
Dengan gantung helm-nya Rossi, Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP ingin ada gebrakan yang bisa membuat para fans tidak beranjak.
"Sprint mengubah era bahwa olahraga ini membutuhkan banyak pertunjukan dan atraksi setelah penggemar kehilangan Valentino Rossi," ucap Pernat.
Seperti sebelumnya, Pernat kembali memberikan kritikan kepada Dorna Sports yang terkesan buru-buru menghadirkan sprint race.
Mereka tidak melakukan komunikasi kepada para pembalap, hal ini tentu berpengaruh dengan kontrak para pembalap.
Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 - 1 Keistimewaan Murid Valentino Rossi yang Bikin Lawan-lawan Mundur Teratur
Pabrikan-pabrikan sendiri enggan memberikan bonus atau uang ekstra untuk pembalap menyusul hadirnya sesi sprint race ini.
"Tapi, sesi ini terlahir dengan buruk, pertama-tama Dorna melakukannya dengan tergesa-gesar tidak berkomunikasi dengan pembalap," kata Pernat.
"Ini menyebabkan masalah, salah satunya soal gaji, sprint tak termasuk dalam kontrak dan pabrikan tak mau mengeluarkan uang ekstra," imbuhnya.
Di sisi lain, pria yang pernah menjadi manajer Valentino Rossi itu juga menyoroti sikap para pembalap.
Pernat menyesalkan sikap para pembalap yang tidak satu suara alias terpecah menjadi dua kubu yakni pro dan kontra.
Pada akhirnya, dia menyadari solusi yang dibutuhkan semakin terlihat meski masalah kembali hadir terutama saat di atas lintasan.
"Kekonyolan juga ada di sisi pembalap karena mereka tidak satu suara, tapi tampaknya kita semakin dekat dengan solusi," ucap Pernat.
"Kemudian ada masalah tentang apa yang terjadi di lintasan," imbuhnya, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.
Baca Juga: Pengamat MotoGP: Marc Marquez Bisa Bunuh Orang Kalau Terus Ugal-ugalan
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar