BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, angkat bicara soal kebijakan pembatasan pemain naturalisasi yang diwacanakan bakal berlaku di Liga 1 2023-2024.
Wacana kebijakan pembatasan pemain naturalisasi sempat mencuat usai Sarasehan Sepak Bola Indonesia pada bulan lalu.
Dalam wacana tersebut, setiap klub hanya diperbolehkan memiliki dua pemain naturalisasi.
Sejauh ini ada dua klub yang melebihi kuota pemain naturalisasi jika wacana ini disahkan.
Dua klub tersebut adalah Persib Bandung dan Madura United.
Meski baru ada dua klub yang melebihi kuota pemain naturaliasi, wacana ini sempat menimbulkan respons massal di kalangan pelaku sepak bola, termasuk para pemain naturalisasi itu sendiri.
Para pemain naturalisasi dengan tegas menolak kebijakan yang dianggap diskriminatif tersebut.
Karena itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, angkat bicara soal wacana tersebut.
Baca Juga: Thomas Doll Tidak Puas Meski Persija Menang dan Geser Persib
Menurutnya, dia tidak memaksakan kebijakan tersebut kepada setiap klub.
Meski begitu, Erick juga meminta klub-klub untuk menegakkan komitmennya dalam memainkan para pemain muda.
"Saya tidak pernah memaksakan karena pemain naturalisasi itu sudah jadi bangsa kita juga," ujar Erick Thohir dalam wawancaranya di salah satu acara televisi.
"Kita harus kasih kesempatan. Cuma waktu itu saya minta ada komitmen untuk pemain muda U-21 dan U-23."
"Ini sejalan dengan cetak biru sepak bola kita. Seperti waktu kita bicara dengan KONI dan PSSI, bisa tidak PON ke depan mempertandingkan tim U-21."
"SEA Games sekarang memakai tim U-22. Rencana ini bagus untuk kita," lanjutnya.
Secara tegas, Erick Thohir memutuskan bahwa tidak ada batasan pemain naturalisasi untuk kompetisi musim depan.
"Artinya apa, ada jenjang karier. Di Liga 2 dan Liga 3 tidak ada pembatasan umur," ujar Erick Thohir.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Tanpa Rantis saat Jamu Arema FC di Jakarta
"Pemain yang berusia 28-30 tahun boleh main tetapi kita harus seimbang, itu saja."
"Soal pemain naturalisasi ini sudah diputuskan di diskusi tidak ada batasan."
Meski tidak ada pembatasan, klub-klub liga harus memberikan prioritas untuk pengembangan pemain usia muda.
"Tetapi, tetap pemain muda U-21, U-23 perlu dikasih kesempatan bermain karena sepak bola Indonesia harus ada regenerasi," ujar Erick Thohir.
Dirinya menegaskan bahwa pihaknya melawan secara tegas praktik diskriminasi di dunia olah raga, termasuk sepak bola.
"Saya tidak pernah diskiriminatif kepada siapapun. Malah saya mendorong diskriminatif itu harus dilawan seperti waktu itu pemain Papua pernah bertemu saya saat di media," ujar Erick Thohir.
"Mereka bilang: 'Pak kami masih sering juga dikasih pisang". Kamu tahu pisang makanannya apa? Nah, apa itu Indonesia?"
"Apa kita membedakan warna kulit? Tidak, itu bangsa kita."
"Saya sebagai anggota LOC tidak mungkin diskriminatif. Cuma waktu itu saya bicara bagaimana karier pemain muda kita kalau semuanya memakai pemain asing. Saya tidak pernah melarang," tutupnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Youtube |
Komentar