BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, ingin mengubah gaya pembinaan pemain usia dini di Indonesia demi lolos ke Piala Dunia 2038.
Belum lama ini Erick Thohir mengunjungi FIFA.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya lobi agar Indonesia dapat terhindar dari sanksi berat usai batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir rupanya juga mengutarakan mimpi besar Indonesia kepada FIFA.
Mimpi besar yang dimaksud yakni tampil di Piala Dunia pada tahun 2038.
"Jelas di surat FIFA itu ada transformasi suporter, perbaikan fasilitas, pembangunan tim nasional yang serius, pembinaan dari usia dini juga salah satunya."
"Kemarin dalam presentasi yang saya sampaikan ke FIFA, kita punya cita-cita pada 2038 bermain di Piala Dunia bukan sebagai tuan rumah," kata Erick Thohir dalam sebuah acara televisi.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara tersebut punya cara untuk mencapai tujuan itu.
Baca Juga: Thomas Doll Tidak Puas Meski Persija Menang dan Geser Persib
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh PSSI adalah mengubah kurikulum pembinaan usia dini.
Jika ingin lolos ke Piala Dunia 2038, setiap pemain di Tanah Air harus bermain sepak bola sejak usia 9 tahun.
Hal ini sudah ada dalam cetak biru sepak bola Indonesia.
Erick juga tidak ingin fokus sepak bola Indonesia hanya tertuju pada Liga 1.
"Saya senang pertanyaan ini. Karena tidak mungkin sepak bola kita maju tanpa pembinaan," ujar Erick Thohir.
"Terkadang hal itu juga ditanyakan kepada saya: 'Pak Erick, ini bagaimana kok fokus ke Liga 1 saja?'."
"Bagaimana pembinaan? Saya jawab tidak begitu. Di cetak biru ini ada pembinaan U-9," lanjutnya.
Namun, untuk menggelar kompetisi usia dini di Tanah Air bukanlah hal yang mudah.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Tanpa Rantis saat Jamu Arema FC di Jakarta
Hal ini karena kondisi geografis Indonesia yang tidak seperti negara-negara besar sepak bola di Eropa dan Amerika.
Kondisi Indonesia itulah yang membuat PSSI ingin menengok negara-negara lain yang sudah sukses dalam aspek pembinaan usia dini.
"Cuma masalahnya, Eropa itu satu pulau, Amerika itu satu pulau, China satu pulau, dan Indonesia ini kepulauan," ujar Erick Thohir.
"Kita harus punya cetak biru. Apakah kita harus berpikir ke Italia, Jepang, Inggris? Ya itu layak karena kita belajar."
"Hanya, kemarin di acara Kongres FIFA di Rwanda, kita mau tanda tangan dengan Jepang dan Australia."
"Kita mau mempelajari bagaimana strategi sepak bola Indonesia ke depan."
"Untuk pemain usia 9-10, 11-12, kita bicara dengan Menpora dan Mendiknas supaya ada jenjang."
"Lalu kita bicara Asprov, ada Piala Soeratin U-14 dan U-17. Tetapi, klub-klub harus membina pemain U-19 dan U-21 ini ke tim senior. Kalau pemain seniornya cedera, pemain U-21 ini bisa naik menggantikan. Seperti di Eropa."
Baca Juga: Pelatih Persita Tangerang Ungkap Resep Buat Persib Bandung Babak Belur
"Pemain yang cedera juga perlu bermain. Bermainnya di mana? Di tim U-19, U21. Ini ada kesinambungan yang saya pikir bisa berjalan bersama-sama,"
"Saya berharap Liga 1, Liga 2, Liga 3 menjadi bagian agar timnas lebih baik," tutupnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Youtube |
Komentar