BOLASPORT.COM - Tim bola voli putra Indonesia mendapat target meraih medali emas pada SEA Games 2023 Kamboja, 5-17 Mei mendatang.
Target tersebut dipasang untuk mempertahankan raihan medali emas yang diraih Merah Putih pada dua penyelenggaraan SEA Games sebelumnya yakni pada SEA Games 2019 (Filipina) dan SEA Games 2021 (Vietnam).
Sebanyak 14 pebola voli putra sudah dipanggil Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) untuk menjalani pelatnas di Padepokan Voli, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Pelatnas putra dimulai 27 maret. Tim putri pelatnasnya baru dimulai pada 1 April. Kenapa dibedakan? karena putra akan memulai kompetisi lebih pada 3 Mei, sementara putri akan menyusul pada 9 Mei," kata Manajer pelatnas bola voli Indonesia, Loudry Maspaitella kepada BolaSport.com di padepokan voli Sentul, Bogor, Jawa Barat
"Untuk persiapan memang komposisinya tidak ideal karena kami harus menentukan pemain jauh sebelum kompetisi sebagai ajang seleksi dimulai. Akibatnya, nama-nama yang ada itu kemungkinan besar bagi para pecinta voli ditanyakan. Kenapa yang juara tidak terpilih."
"Itulah kondisi yang ada, memang pelatnas ini sangat tidak ideal, tetapi itu pilihan yang harus kami hadapi. Melaksanakan kompetisi, tetapi di kalender internasional, kita sudah diarahkan ke SEA Games yang akan segera dilaksanakan."
"Kami dalam kondisi yang tidak ideal itu bagaimana mengarahkan para pemain," ujar Loudry.
Menurut Loudry, dengan kondisi persiapan yang minim, para pebola voli mendapat kesempatan untuk mempersiapkan secara fisik dan mental saat menghadapi Proliga 2023 di masing-masing klub.
"Kami tinggal menyesuaikan proses recovery dari pertandingan Proliga dan mengarahkan mereka ke kerjasama tim," ujar Loudry.
"Pemain yang kami panggil sehubungan dengan masa pelatnas yang tinggal sebulan di kalender, tetapi efektifnya selama 22 hari."
Baca Juga: Mantan Juara UFC Max Holloway Ingin Beri Pembuktian, Akhiri Sensasi Jagoan Tak Terkalahkan
"Mau tidak mau, kami tidak punya waktu melakukan seleksi sehingga langsung saja 14 pemain itu kami langsung fokus kepada tim inti," tutur Loudry.
"Memang itu komposisi yang tidak ideal karena kami mengkhawatirkan agar tidak ada yang cedera, tidak ada yang bermasalah sehingga membuat kami kesulitan untuk mengganti."
Dengan kondisi yang ada, legenda setter terbaik nasional itu menitip kepada pemain agar latihan yang baik, fokus, keras, dan konsentrasi, tetapi jangan sampai cedera karena mencari pemain pengganti sulit.
Loudry juga menjelaskan pertimbangan pemilihan pelatih untuk timnas voli putra dan putri. Tim voli putra dilatih oleh Jeff Jie Jiang (China), sedangkan tim putri diarsiteki oleh Alim Suseno.
"Mekanisme pemilihan pelatihan melalui sebuah tim. Memang timnya tidak dibentuk secara resmi. Bukan lewat badan tim nasional (NTN). Jadi, kami meminta kepada mantan pelatih senior, Gugi, Viktor, dan Machfud untuk mereka juga menyeleksi nama pelatih."
Setelah itu, di bagian pembinaan dan prestasi (binpres) menggodok pemain itu sehingga sebelum proliga selesai, nama pelatih itu sudah terseleksi. Begitu pula saat proses pemilihan pemain.
"Ketika pelatih memilih banyak pemain, PBVSI menggodok sisa 22 pemain putra dan 22 pemain putri. Finalisasinya kami serahkan kepada pelatih. Maka dari itu kami punya 14 pemain," ucap pria berusia 53 tahun itu.
"Dengan tidak ada uji coba bagaimana terkait target, putri mungkin tidak ada masalah karena bisa try out dengan pemain putra, pelajar, junior," ucap Loudry.
"Tetapi, yang sulit putra yang dipanggil ini sudah yang terbaik di Indonesia sehingga klub yang datang mohon maaf tidak memberikan persaingan kompetitif sehingga membuat tim putra tidak ada persaingan."
Saat ini, tim yang diwaspadai Indonesia adalah Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Thailand.
"Seluruh pemain kecuali Thailand tidak pernah melaksanakan kejuaraan dunia. Satu tahun lalu, mereka benar-benar full. Kami melihat progress-nya mereka bisa menjadi pesaing baru."
Baca Juga: Rivan Nurmulki dkk Tidak Ikuti Seleksi Liga Korea Selatan demi Persiapan SEA Games 2023
"Artinya selama ini kami melihat tim Vietnam, Kamboja, Filipina. Saya pikir Thailand kembali ke performanya dan itu menjadi lawan berat bagi kita," aku Loudry.
"Kalau putri, potensi perak dengan komposisi sekarang. Kita lupakan Thailand, anggap saja nggak ada. Jadi, siapa pun tim yang masuk ke final dia sudah jadi juara SEA Games."
Dengan kondisi yang terus berulang setiap SEA Games, Loudry ingin melakukan sejumlah perubahan dalam perekrutan tim.
"Pelatih akan kami kontrak, tidak seperti ini. Begitu timnya juar, ganti-ganti pelatih sehingga pola permainan timnas tidak ada, karena tergantung kualitas pelatih," ujar Loudry.
"Pelatih ini seleranya berbeda. Lalu, ada satu hal lagi masalah non-teknis pelatih yang terpilih membawa pemain klubnya kan agak subjektif. Sebaiknya kita mulai membina pemain muda, U-17, U-19, U-21."
"Alasannya karena dunia sudah membuat pola pertandingan seperti itu. Jadi, tidak ada lagi kejuaraan junior, yang ada kejuaraan kelompok umur yang dibagi tiga yakni U-17, U-19, dan U-21," tutur Loudry.
"Kalau dunia sudah membuat pola seperti itu, kenapa kami tidak mengikuti? Itu pola yang baik untuk setiap lini usia junior. Jika dibuat seperti itu semua bisa tersentuh oleh pembinaan."
Menurut Loudry, level tim putri voli sudah harus ke level Asia.
"Semenjak zaman senior saya, saya, kita sudah merajai di Asia Tenggara sehingga di kepengurusan ini visi kami bagaiman ke Asia jangan SEA Games lagi karena SEA Games sasaran antara," ucap Loudry.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar