Baca Juga: Alberto Puig Akui Kemenangan Alex Rins adalah Hadiah bagi Honda
Masalah ini kian besar saat si pembalap tidak mengerti penyebab kecelakaannya sendiri. Inilah yang beberapa kali dihadapi Bagnaia.
Musim lalu, Bagnaia dan Ducati baru menemukan solusinya setelah paruh musim.
Begitu ketemu solusinya, pembalap asal Chivasso, Italia, itu sulit untuk dihentikan.
Di sisa sembilan lomba, Bagnaia jauh lebih konsisten hingga hanya gagal finis 1 kali, podium 7 kali dengan 4 di antaranya adalah kemenangan.
Dalam satu-satunya kegagalan untuk menyelesaikan lomba pun Bagnaia menyadari kesalahannya dengan gesture tepuk tangan.
Adapun dengan masalah yang dihadapinya sekarang, Bagnaia merasa bahwa terlalu stabilnya Ducati Desmosedici GP menjadi biang keroknya.
"Kami punya motor terbaik tetapi jika kita terjatuh dan tidak tahu alasannya, itu tidak ada gunanya," erang Bagnaia, dilansir dari Crash.net.
"Saya merasa tak terkalahkan. Saya bisa tampil cepat tanpa mengambil risiko, tanpa melakukan manuver yang gila."
"Saya melewati Tikungan 2 dengan tenang karena saya tahu di sana lebih licin tetapi saya masih terjatuh," tambahnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar