BOLASPORT.COM - Calon pelatih Chelsea punya segudang permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Chelsea gagal melenggang ke semifinal Liga Champions 2022-2023 usai takluk dari Real Madrid.
Hal tersebut membuat The Blues musim 2022-2023 dipastikan nihil prestasi tanpa menjuarai kompetisi.
Fakta tersebut diperparah dengan posisi mereka yang terseok-seok di sepanjang musim, terutama di Liga Inggris.
Tim London Biru kini terdampar di peringkat 11 klasemen dengan menyisakan tujuh pertandingan menuju akhir musim.
Chelsea sangat terancam tak akan mentas di Liga Champions musim 2023-2024 mendatang.
Mereka kini mengoleksi 39 poin, tertinggal 17 angka dari Newcastle United yang menghuni peringkat empat.
Baca Juga: Thomas Tuchel Dikritik Habis-habisan, Joshua Kimmich Pasang Badan
Bahkan, jarak Chelsea lebih dekat ke zona degradasi ketimbang empat besar di papan klasemen.
Mereka hanya terpaut 12 poin, sedangkan persaingan di papan bawah juga sangat ketat.
Kondisi Chelsea ini membuat siapa pun yang melatih akan menghadapi segudang masalah besar.
Frank Lampard, yang ditunjuk sebagai pelatih interim, gagal menunaikan tugasnya dengan baik.
Kehadirannya tak lebih baik dari Chelsea saat masih ditukangi oleh Graham Potter sebagai pelatih.
Dilansir BolaSport.com dari Football London, Lampard gagal mencatatkan kemenangan dalam empat pertandingan awal dan menjadi salah satu catatan terburuk bagi start pelatih The Blues.
Baca Juga: Man City Segera Hapus Klausul Pelepasan Erling Haaland, Real Madrid Gigit Jari
Pekerjaan rumah akan menanti calon pelatih yang bakal terpilih untuk menangani Chelsea musim mendatang.
Sederet kandidat sudah mencuat dengan dua terdepan adalah Luis Enrique dan Julian Nagelsmann.
Kedua pelatih tersebut sama-sama sedang menganggur dan tersedia untuk melatih mulai musim depan.
Namun, baik Enrique maupun Nagelsmann punya hal yang serupa sebagai syarat mutlak, yaitu kejelasan visi dan misi.
Proyek jangka panjang yang digagas oleh Chelsea harus jelas mengingat sudah banyak uang digelontorkan.
Sayangnya, hal ini juga tak akan mudah mengingat semua pemain yang datang bisa jadi tak terpakai.
Baca Juga: Man United Tak Mau Lepas Alejandro Garnacho untuk Piala Dunia U-20
Pasalnya, keanehan manajemen Chelsea tersebut dibuktikan dengan dua kali dipecatnya pelatih.
Saat bursa transfer musim panas 2022, Thomas Tuchel masih menjadi pelatih dan sebagian pemain datang karena kehadirannya.
Sementara itu, pada transfer musim dingin 2023, Graham Potter mengambil alih tugas tersebut.
Namun, pada akhirnya dia juga didepak dari kursi kepelatihan Chelsea usai performa buruk.
Dana lebih dari 600 juta pounds atau sekitar Rp11,1 triliun menghasilkan 16 pemain datang, baik sebagai pinjaman maupun permanen.
Mau tidak mau, pelatih anyar Chelsea nanti sudah harus menangani tugas berat dengan melakukan pemiilhan pemain yang berkontribusi dengan baik.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Football.london |
Komentar