BOLASPORT.COM - Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, menggunakan Manchester United sebagai senjata untuk menolak timnya disebut melalui musim buruk.
Manchester United dianggap mengangkat musim Liverpool yang terbilang kacau.
Juergen Klopp menyaksikan anak asuhannya mengalami penurunan pada musim 2022-2023.
Musim lalu, Liverpool masih berlaga dalam empat kompetisi sekaligus menjelang akhir.
Mohamed Salah dan kawan-kawan akhirnya hanya meraih dua trofi, Piala Liga Inggris dan Piala FA.
Begitu musim berganti, Liverpool seperti langsung kehilangan taringnya.
Tim Merseyside Merah sempat tertahan lama pada papan tengah klasemen Liga Inggris.
Mendekati akhir musim, Klopp berhasil membawa anak asuhannya menaiki peringkat.
Baca Juga: Bersama Erik ten Hag, Manchester United Bisa Finis di Empat Besar
Kini, mereka mencoba menembus posisi enam besar untuk menembus kompetisi di Benua Eropa.
Dalam 32 laga yang dimainkan, Liverpool sudah mengumpulkan 53 poin sejauh ini.
Koleksi tersebut menempatkan mereka di posisi ke-7 pada klasemen sementara Liga Inggris.
Dengan enam laga tersisa, ambisi yang tidak muluk-muluk tersebut berpeluang bisa tercapai.
Klopp sendiri enggan mengingat musim ini sebagai kekacauan bagi tim asuhannya.
"Jika musim ini tidak spesial, setidaknya kami diingat pernah menang 7-0 atas Manchester United," kata Klopp seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
"Saya harap, orang-orang akan membicarakan hal tersebut jika membicarakan musim ini pada musim depan," ucap pelatih asal Jerman tersebut.
Baca Juga: Fokus Liga Inggris, Guardiola Belum Serius Hadapi Real Madrid
Menurut Klopp, memori tersebut sudah cukup manis untuk menutupi musim yang naik turun.
Mengalahkan rival abadi dengan skor fantastis tidak selalu terjadi pada setiap musim.
Apalagi, Manchester United bermain cukup konsisten sepanjang musim ini.
Namun Liverpool tetap mampu mencari celah untuk menggoreskan catatan spesial.
Klopp pun menjadi lebih santai dalam menjalani pertandingan pada sisa musim ini.
Ia hanya ingin anak asuhannya menang meyakinkan dan menjadi lawan yang ditakuti.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Mirror.co.uk |
Komentar