BOLASPORT.COM - Daya juang pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mendapatkan apresiasi khusus usai berhasil menjuarai Kejuaraan Asia 2023.
Anthony Ginting tak begitu mendapatkan perlawanan berarti pada babak pertama dan kedua.
Ujian terberat Anthony tercipta pada babak perempat final bersua pemain asal China, Li Shi Feng.
Namun, dia mampu mengatasi perlawanan alot juara All England 2023 itu lewat permainan tiga gim.
Anthony harus bersusah payah untuk memenangkan diwarnai dengan adu set point yang berkesudahan dengan skor 10-21, 23-21, 26-24.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menilai kemenangan itu menjadi kunci keberhasilan Anthony pada kejuaraan Asia 2023.
Rionny memaparkan hasil evaluasi Skuad Garuda yang tampil pada Kejuaraan Asia di Dubai yang berakhir beberapa waktu lalu.
"Seperti (Anthony Sinisuka) Ginting. Dia yang bersusah payah harusnya kalah saat melawan China, tapi dia berusaha," kata Rionny.
"Itu dari daya juangnya luar biasa dan ini harus ditiru oleh sektor lain," ujar Rionny.
Baca Juga: Sudirman Cup 2023 - Malaysia Tegas Batasi Atletnya Main Medsos
Selain itu, Rionny juga menyoroti kinerja sektor putri yakni tunggal putri dan ganda putri.
Tak cuma itu, ganda putra yang digadang-gadang akan berprestasi justru berakhir tak sesuai harapan saat semua wakilnya kandas pada babak perempat final.
Nomor ganda putra yang menjadi unggulan pun kandas meski bermodal pasangan peringkat satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Fajar/Rian kalah dari salah satu rival mereka asal Malaysia, Ong Yew Sin Teo Ee Yi.
Lalu dari ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang baru saja masuk ke jajaran Top 10 pun harus terhenti karena cedera.
"Rehan yang sayang, dia sedikit kendala. Itu sebenarnya sudah terjadi di sini (Pelatnas), saat jumping sudah tidak enak," ucap Rionny.
"Tiga hari ke sana (Dubai) kami kira bisa, tidak tahunya masih belum sembuh total. Target tadinya mungkin dia bisa ambil di emas," ujar Rionny.
Selain ketiga nomor tersebut, PBSI juga menyoroti kinerja atlet tunggal putri dan ganda putri yang masih butuh perhatian tambahan.
Dari ganda putri ada pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang jadi andalan namun langsung tersisih pada babak pertama.
Apriyani/Fadia kalah dari pasangan bersaudara dari Thailand, Benyapa Aimsaar/Nuntakarn Aimsaard.
Untuk sektor ganda putri, Rionny melihat para pemainnya masih mengalami kondisi mental yang naik-turun.
Temuan tersebut harus dievaluasi oleh pelatih, apalagi fase "Race to Olympic"sudah di depan mata sehingga persiapan harus digenjot.
Baca Juga: Sudirman Cup 2023 - Malaysia Tegas Batasi Atletnya Main Medsos
Menurut Rionny, kemampuan atlet untuk beradaptasi di lapangan menjadi penting.
Walau faktor tekniknya sudah mumpuni, namun jika aspek mental tidak kuat maka akan sulit untuk beradaptasi dengan kondisi lapangan.
Hal itu lah yang menurutnya masih kerap menjadi ganjalan bagi pemainnya saat pertandingan krusial.
"Kalau bicara lapangan itu memang penting sekali. Itu bukan alasan, harus kami pelajari. Di sini juga mengalami," ujarnya.
"Kalau anak-anak ini harus lebih siap dari segala situasi. Lapangan, bola, itu bukan alasan," tuturnya.
Terakhir, Rionny menyoroti Gregoria Mariska Tunjung yang gugur di perempat final saat menghadapi Chen Yu Fei dari China.
Dia menambahkan kegagalan Gregoria didapat akibat faktor lapangan yang tak bisa diatasi oleh pemain.
"Itu sayang, karena rubber set. Kendalanya kalau kata Grego karena kondisi angin, banyak buat salah. Berarti kontrolnya kurang bagus," pungkas Rionny.
Baca Juga: Sudirman Cup 2023 - Jepang Resmi Tanpa Eks Raja Bulu Tangkis Kento Momota
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Antara.com, PBSI.id |
Komentar