Daniel Sianturi, pengamat sepak bola
BOLASPORT.COM - Umumnya pencinta dan penikmat sepak bola memiliki klub yang menjadi idola mereka.
Tak terkecuali saya yang menjadikan Inter Milan sebagai yang terpenting dalam urusan sepak bola.
Ibarat seorang anak manusia dalam urusan percintaan, Inter Milan barangkali adalah cinta sejati saya.
Namun, sebelum bertemu dengan cinta sejati, saya juga memiliki cinta monyet alias cinta pertama dalam urusan klub idola.
Cinta pertama saya adalah Napoli!
Perkenalan saya dengan Napoli tentu berkaitan dengan dewa sepak bola dunia, Diego Armando Maradona.
Maradona dalam balutan seragam timnas Argentina di Piala Dunia 1986 di Meksiko membuat saya jatuh hati pada olahraga favorit umat planet ini.
Si Boncel memimpin Argentina menjadi juara dunia di Meksiko 1986.
Kelincahan Maradona di lapangan hijau dengan gocekan, umpan, serta gol-golnya menjadikan saya tak hanya mendukung dia dan Argentina tetapi juga klub di mana sang megabintang bernaung saat itu, Napoli.
Kendati demikian, pada akhirnya, perilaku Maradona di luar lapangan telah membuat saya menepikannya sesaat sebagai pemain idola.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia - Napoli Juara Berkat Gol Osimhen ke Gawang Udinese
Tetapi, seburuk apapun perilaku Maradona di luar lapangan, Tuhan tetap sayang padanya.
Marwah kebesaran sang superstar bak dijaga Sang Pemilik Kehidupan paling tidak sampai Maradona berpulang pada penciptanya.
Argentina yang tak pernah berhenti melahirkan banyak pemain hebat sempat lama tak mampu menjadi juara Piala Dunia lagi selama Maradona masih bernapas.
Lionel Messi yang dianggap pemain paling pantas menjadi pengganti nama besar Maradona pun tak kuasa membawa La Albiceleste menjadi juara di ajang Piala Dunia.
Ketika Maradona masih hidup, prestasi tertinggi Messi di ajang Piala Dunia adalah membawa Tim Tango menjadi runner-up.
Ketika El Pibe de Oro, julukan Maradona, membawa Argentina mengalahkan Jerman Barat pada babak final Piala Dunia 1986, La Pulga justru berlutut di kaki Jerman pada babak final Piala Dunia 2014.
Baru setelah Maradona berpulang pada 25 November 2020, timnas Argentina baru merasakan lagi nikmatnya menjadi juara dunia.
Lionel Messi membawa Argentina menjadi juara Copa America di Brasil pada tahun 2021, lalu Finalissima pada awal Juni 2022, dan puncaknya ketika Tim Tango berhasil menghapus dahaga 36 tahun saat mengalahkan Prancis pada babak final Piala Dunia 2022.
Tuhan memang terlalu sayang pada Diego Maradona.
Tak hanya cerita di timnas Argentina, tetapi kondisi mirip terjadi untuk Napoli.
Baca Juga: Napoli Juara Liga Italia setelah 33 Tahun, Sah Catat Rekor Scudetto Tercepat dengan 5 Partai Sisa
Kota di Selatan Italia ini bak menjadi rumah bagi sang legenda yang pernah lebih kurang tujuh tahun merumput di sana.
Maradona menjelma menjadi bintang untuk Napoli yang membawa klub tersebut ke masa keemasan.
Sebelum Maradona datang, Napoli belum pernah meraih scudetto atau juara Serie A.
Tahun 1987 adalah tahun krusial yang tak akan pernah dilupakan pendukung setia mereka.
Untuk pertama kalinya, tim kebanggaan Naples tersebut berhasil merebut scudetto.
Tiga puluh enam tahun lalu, setahun tepat setelah Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986 di Meksiko, Napoli dan Maradona berpesta di tanah Italia.
Bersama Maradona, Napoli tak hanya sekali menjadi yang terbaik di Liga Italia.
Keberhasilan menjadi juara diulangi sekali lagi pada musim 1989-1990.
Scudetto kedua yang menjadi gelar terakhir bagi Napoli telah menjadikan Maradona sebagai nama stadion atau markas klub saat menjamu lawan-lawan mereka.
Napoli mengalami pasang surut prestasi usai Maradona hengkang dari klub tersebut.
Dalam satu dekade terakhir, Napoli memang mulai menampakkan diri sebagai penantang serius dalam urusan menjadi juara Serie A.
Paling tidak sejarah mencatat Napoli berada di peringkat kedua di akhir klasemen pada empat musim, yakni 2012-13, 2015-16, 2017-18 dan 2018-2019.
Pada tengah pekan ini, hasil seri melawan Udinese (4/5/2023) menjadi kepastian gelar scudetto bagi Napoli.
Serupa dengan Lionel Messi yang menjadi kapten setelah Maradona yang sukses membawa Argentina meraih gelar di ajang Piala Dunia, maka tahun ini Giovanni Di Lorenzo menjadi kapten pertama setelah Maradona yang sukses membawa Napoli meraih scudetto.
NAPOLI ARE SERIE A CHAMPIONS FOR THE FIRST TIME SINCE 1990 ????
WHAT A SEASON! WHAT A MOMENT! ???????? pic.twitter.com/xcfUxklqCd
— ESPN FC (@ESPNFC) May 4, 2023
Napoli seakan ditakdirkan untuk menjadi juara Italia setelah Argentina menjadi juara Piala Dunia.
Kebetulan yang memang selalu menarik untuk diceritakan.
Satu contohnya, setelah Argentina menjadi juara dunia di Meksiko, Cremonese di Italia pun lolos hingga babak semifinal Coppa Italia musim 1986-87.
Hal itu terjadi lagi musim ini bagi Cremonese ketika klub ini kembali mencapai babak semifinal Coppa Italia setelah Argentina menjadi jawara Piala Dunia 2022 di Qatar.
Saat Argentina meraih gelar ketiga di ajang Piala Dunia, kini Napoli juga telah resmi berpesta menyambut gelar juara ketiga mereka di Liga Italia.
Seperti betapa bahagianya saya ketika melihat Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia, izinkan saya ikut berbahagia bagimu, Napoli, cinta pertama saya.
Apapun itu saya hanya mau bilang, Tuhan memang terlalu sayang pada Maradona.
Gelar untuk Argentina di ajang Piala Dunia, juga torehan scudetto bagi Napoli, baru hadir setelah Diego Armando Maradona meninggalkan dunia ini.
Maradona, nikmatilah kebahagiaanmu di keabadian.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar