BOLASPORT.COM - Ini lawan terberat Timnas U-22 Indonesia pada ajang SEA Games 2023 menurut Indra Sjafri.
Indra Sjafri sukses bawa Timnas U-22 Indonesia raih medali emas SEA Games 2023.
Kepastian tersebut terjadi usai Garuda Muda sukses menundukkan Thailand di partai puncak dengan skor 5-2.
Ini jadi medali emas perdana untuk Merah Putih sejak 1991 di ajang SEA Games.
Indra Sjafri pun memberikan pandangannya soal kualitas lawan-lawan Timnas U-22 Indonesia di ajang SEA Games 2023.
Meski Thailand dikenal sebagai raksasa di dunia persepakbolaan Asia Tenggara, pelatih asal Sumatera Barat tidak memilih skuat asuhan Issara Sritaro tersebut sebagai lawan terberat.
Pasalnya, selama menjadi pelatih di Timnas U-22 Indonesia, ia sudah tiga kali menang atas Thailand.
Dua Kemenangan sebelum final SEA Games 2023 terjadi pada SEA Games 2019 dan Piala AFF U-22 2019.
Menurutnya, Vietnam jadi lawan yang lebih berat dimata Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas U-22 Indonesia.
"Sebenarnya saya lebih nggak suka Vietnam, daripada Thailand," ujar Indra Sjafri.
Saya beberapa kali kalahkan Thailand, di Filipina (SEA Games 2019) dengan skor 2-0, AFF U-22 2019 yang kita juara lawan Thailand, kita menang 2-1," lanjutnya.
Menurutnya, Vietnam tampil lebih ngeyel daripada tim-tim lain di Asia Tenggara.
Bahkan menurut Indra Sjafri, Vietnam tak segan untuk tampil provokatif di hadapan lawan-lawan mereka.
Satu lagi yang dipuji dari para pemain Vietnam adalah semangat juang mereka yang setinggi langit khas para pemain Asia Timur.
"Vietnam lebih ngeyel ya, bahasa Jawanya apa ya, lebih kolektif dan provokatif, semangat juangnya lebih tinggi seperti halnya ras-ras kuning (ciri khusus untuk warga Asia Timur) ya," ujar Indra Sjafri di kanal Youtube Deddy Corbuzier pada Sabtu (20/5/2023).
"Pada laga kemarin (lawan Vietnam) itu ternyata kita bisa menang ya, walau pake 10 pemain," lanjutnya.
Effendi Gazali yang juga mengamini apa yang diucapkan Indra Sjafri.
Ia juga memperhatikan apa yang selalu dilakukan Timnas Vietnam yang selalu bermain provokatif pada era Park Hang-seo untuk memancing emosi lawannya.
Meski Philippe Troussier tidak menggunakan gaya lama yang kerap digunakan oleh Park Hang-seo, tetapi sisa-sisa gaya provokatif itu tetap ada di kubu Vietnam.
Buktinya sepanjang pertandingan semifinal, Vietnam selalu mencoba memancing emosi para pemain Timnas U-22 Indonesia.
Dan akhirnya Vietnam sukses membuat Pratama Arhan terusir dari lapangan pada menit ke-55 karena kartu merah.
"Vietnam kalau main, khususnya kalau pelatih yang lama (Park Hang-seo), kakinya selalu dinaik-naikin, keuntungannya ada dua, kalau dinaikin sedikit pemain kita bisa jatuh," ujar Effendi Gazali.
"Kalau dinaikin dan kita terlanjur tekel, mereka nanti kena kartu dan Arhan dapat kartu kuning kedua (kartu merah pada laga semifinal)."
"Saat berhadapan dengan pelatih yang baru (Troussier), mengaku tidak mau melakukan (tindakan provokatif gaya Park Hang-seo) itu, tapi yang lama yang sering berhadapan dengan (sambil menunjukkan jari ke arah Indra Sjafri) itu provokatif sekali," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Youtube |
Komentar