BOLASPORT.COM - Prestasi mentereng Marc Marquez membuat Honda menjadi kambing hitam dalam krisis yang sedang mereka alami sendiri di MotoGP. Kepala kru Si Alien, Santi Hernandez, punya alasan untuk mengamininya.
Empat musim terakhir di MotoGP, termasuk musim 2023 yang sedang berjalan, tidak berjalan sesuai rencana Honda.
Pabrikan tersukses pada ajang balap motor grand prix tersebut harus menerima kenyataan pahit ketika mereka tidak mampu bersaing di depan.
Baca Juga: 'Dengan Banyaknya Kontroversi Marquez, Pembalap MotoGP Lebih Termotivasi Melawannya'
Jangankan menang, untuk ikut bersaing di posisi tiga besar saja mereka kepayahan.
Secara kebetulan, kesulitan yang dialami Honda bermula dari cedera panjang yang dialami rider andalan mereka yaitu Marc Marquez sejak kecelakaan besar di GP Spanyol 2020.
Dihitung dari sana, juara dunia delapan kali tersebut telah melewatkan 28 balapan dalam 57 seri terakhir. Rasionya hampir 50 persen!
Apes bagi Honda, saat Marquez tidak bisa berlomba, pembalap mereka lainnya kepayahan untuk membawa hasil serupa.
Kemenangan Alex Rins di GP Americas bersama LCR Honda pada April lalu pun menjadi anomali.
Pada akhirnya, cuma Marquez yang konsisten menyelamatkan wajah Honda dengan bersaing di grup terdepan walau kemenangan belum diraihnya lagi sejak 2021.
Malahan pada lomba terakhir di GP Prancis, Marquez hampir saja menjadi runner-up andai tidak terjatuh di lap-lap terakhir.
Sebagai informasi, GP Prancis menandai penampilan perdana Marquez setelah melewatkan empat seri secara beruntun.
Bisa dimaklumi apabila Santi Hernadez memberi nilai tinggi kepada Marquez. Bahkan, jauh lebih tinggi daripada Honda sendiri.
"Dari skala nol sampai 10, saya memiliki seorang pembalap yang bernilai 20," ujar Hernandez dalam interviu di kanal Youtube Nico Abad, dikutip dari GPOne.
"Motornya? Saat ini bukan 10 nilainya, tetapi 5. Kami tidak bisa menang, kami kesulitan, kita bisa melihatnya itu dialami semua pembalap, bukan hanya Marc."
Baca Juga: Hasil F1 GP Monako 2023 - Verstappen Tak Tersentuh, Fernando Alonso Podium Lagi
"Kita bisa melihat seberapa besar risiko yang harus diambilnya untuk bertahan di depan, saya harus jujur dengan penilaian saya untuk bisa meningkatkan motornya."
Marquez sendiri tidak tidak puas dengan kapabilitas motor RC213V.
Hernadez memaparkan bahwa Marquez mengeluhkan kekurangan pada top speed, akselerasi, dan stabilitas dalam pengereman.
Kelemahan ini membuat Marquez harus memaksakan diri. Risikonya jelas adalah terjatuh dan itu sudah dua kali menyebabkan hasil gagal finis musim ini.
Bahkan ketika dihukum karena menyebabkan kecelakaan besar di balapan GP Portugal, Marquez secara tersirat menyalahkan kekurangan pada motornya.
"Marquez melakukan apa yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk didapat dari motornya," sambung pria yang pernah menjadi kru Valentino Rossi itu.
"Seperti di Le Mans, dia terjatuh, tetapi berjuang ada dalam DNA-nya, itulah yang membuatnya memenangi banyak hal."
"Dia sudah menunjukkan bahwa dia memiliki kecepatan yang sama dan hasrat yang sama seperti biasanya."
Hernadez juga membantah pandangan bahwa Marquez ingin memiliki motor yang hanya bisa ditungganginya sendiri.
Baca Juga: Toprak Razgatlioglu Berpisah dengan Yamaha Setelah World Superbike 2023 Berakhir
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Honda mengembangkan motor untuk pembalap nomor satu di dalam tim mereka.
Tahun lalu mereka mencoba membuat gebrakan dengan mengakomodasi umpan balik dari setiap penunggang RC213V. Sayangnya, ini belum membuahkan hasil.
"Kita sudah melihatnya di Ducati, memiliki delapan pembalap yang bisa melaju dengan cepat dengan motor yang sama membantu kita untuk berkembang," terang Hernandez.
"Dia (Marquez) ingin meningkatkan area-area di mana kami kesulitan, dia tahu caranya untuk beradaptasi dengan masalah dan menutupinya."
"Akan tetapi, untuk melakukannya dia harus mengambil risiko dan tidak semua orang mau untuk melakukannya."
Meski demikian, Hernadez percaya bahwa Honda mampu berubah untuk mengejar ketertinggalan dari pabrikan-pabrikan Eropa.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar