BOLASPORT.COM - Musuh terakhir Khabib Nurmagomedov, Justin Gaethje ternyata bersemangat menghadapi UFC 291 yang akan mempertaruhkan sebuah gelar.
Justin Gaethje dipastikan akan berlaga pada hajatan UFC 291 yang dijadwalkan bergulir pada akhir Juli 2023 mendatang.
The Highlight nantinya akan menghadapi Dustin Poirier guna melanjutkan rekor apiknya.
Duel ini bukan sekadar duel biasa karena duel ini merupakan laga rematch yang penuh dengan gengsi.
Gaethje tentu ingin membalaskan kekalahan pada pertemuan pertama saat pukulan Poirier membuatnya ambruk pada tahun 2018 lalu.
Selain menyandang tajuk rematch, laga ini kian menarik setelah UFC akan menyematkan sabuk juara BMF untuk diperebutkan keduanya.
Sabuk BMF sendiri merupakan sabuk juara tidak resmi UFC yang hadir setelah duel Nate Diaz menghadapi Anthont Pettis.
Diaz mengklaim sebagai baddest motherf***r (petarung paling garang, red) seusai mengalahkan Pettis dengan skor mutlak pada UFC 241.
Dalam perjalanannya, Diaz sempat kehilangan gelar itu usai dikalahkan Jorge Masvidal di kelas welter dalam event UFC 244 November 2019.
Baca Juga: Dukungan Penuh untuk 25 Atlet Indonesia pada Special Olympics World Summer Games di Berlin
Setelah Masvidal pensiun, UFC ingin sabuk juara tersebut bertuan lagi dan laga Gaethje kontra Poirier menjadi pilihan.
Gaethje pun sempat berpikir bahwa gelar BMF ini merupakan gelar konyol yang dihadirkan UFC.
Dia pun tidak terkesan saat Masvidal dan Diaz bersimbah darah hanya demi memperebutkan gelar ini.
"Penilaian saya yang sebenarnya, ketika Masvidal dan Diaz bersaing untuk gelar itu, saya seperti, ini konyol," kata Gaethje.
"Saya masih berpikir itu adalah hal yang agak bodoh," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari BJPENN.
Bak menjilat ludah sendiri, Gaethje pun merasa bersemangat karena dengan meraih gelar ini bisa meningkatkan poin PPV-nya.
"Namun kepada para penggemar, saya mengatakan itu bodoh," kata Gaethje menjelaskan.
"Saya mengatakan bahwa akhirnya UFC memberikan satu petarung lagi satu kesempatan lagi untuk menang dan meraih poin PPV."
Menurut petarung yang menjadi musuh terakhir Khabib Nurmagomedov di panggung UFC itu, gelar ini tak ubahnya seperti gelar interim.
"Sabuk ini seperti sabuk interim, di atas kertas adalah sebuah kejuaraan," kata Gaethje.
"Anda adalah juara di mata UFC dan ketika Anda menjadi juara di mata UFC Anda dibayar berbeda."
"Jadi bagi orang-orang yang mengatakan itu bodoh, itu adalah UFC yang melempar tulang."
"Seperti kami selalu meminta mereka untuk melempar tulang dan mereka tidak pernah melakukannya," imbuhnya.
Tak peduli pandangannya di masa lalu, Gaethje pun berterima kasih kepada UFC yang telah memberinya kesempatan memperebutkan gelar ini.
"Jadi saya bersyukur ada kesempatan yang bisa saya perjuangkan, apalagi karena hanya ada satu di dunia, Ini sabuk yang terlihat keren," kata Gaethje.
"Saya pikir ini sedikit pertunjukan, tapi saya pikir UFC pada akhirnya melempar tulang, dan saya harus berterima kasih untuk itu," imbuhnya.
Baca Juga: Road to UFC - Aksi Super Saiya, KO Horor Tercipta Disela-sela Ambyarnya Jagoan Indonesia
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | bjpenn.com |
Komentar