BOLASPORT.COM - Tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen (Denmark), masih belum bisa bertanding karena cedera yang menderanya.
Pernyataan ini dituangkan Axelsen dalam pengumuman pengunduran dirinya dari Singapore Open 2023.
Singapore Open 2023 akan berlangsung pada pekan depan, 6-11 Juni 2023, atau sepekan sebelum Indonesia Open 2023 pada 13-18 Juni 2023.
Baca Juga: Berhadiah Total Hampir Rp 20 Miliar, Kapal Api Jadi Sponsor Utama Indonesia Open 2023
"Sayangnya saya akan kembali melewatkan Singapore Open lagi tahun ini," tulis Axelsen dalam kicauan di akun Twitter pribadinya pada Kamis (1/6/2023).
"Saya sudah menantikan untuk akhirnya bermain di depan penggemar bulu tangkis di Singapura, sayangnya kaki saya belum benar-benar pulih. (Semoga) tahun depan."
Will unfortunately miss Singapore Open again this year. Had been looking forward to finally play in front of the badminton fans in Singapore, but unfortunately my leg isn’t completely ready yet. Next year!
However on a positive note, recovery is going well and there is…
— Viktor Axelsen (@ViktorAxelsen) June 1, 2023
Pemenang medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu harus menepi dari lapangan karena mengalami cedera hamstring.
Masalah pada otot di bagian belakang paha diderita Axelsen saat diturunkan Denmark dalam pertandingan melawan Malaysia di perempat final Sudirman Cup 2023 pada Mei lalu.
Axelsen sebenarnya diwajibkan mengikuti Singapore Open 2023 yang bertaraf Super 750 di BWF World Tour.
Status sebagai pemain top, alias masuk 15 ranking dunia teratas tunggal putra, membuat raja bulu tangkis itu harus mengikuti semua turnamen level Super 750 dan Super 1000.
Tentunya, masalah medis membuat Axelsen dibebaskan dari tuntutan untuk bertanding.
Izin pun akan kembali diterima pemain kelahiran Odense untuk melewatkan Indonesia Open 2023 apabila pemeriksaan berikutnya menunjukkan fisiknya belum pulih.
Meski demikian, penggemar tepok bulu Tanah Air tidak perlu khawatir bakal melewatkan aksi Axelsen di Istora Senayan tahun ini.
"Untuk kabar positifnya, pemulihan berjalan baik dan masih ada harapan bagi saya untuk bersiap menuju Indonesia Open," imbuh Axelsen meyakinkan.
Axelsen sendiri menjadi salah satu nama pebulu tangkis bintang yang dijanjikan bertanding di Indonesia Open 2023.
Baca Juga: Badminton Lovers Siap-Siap, PBSI Rilis Informasi Penting Jelang 'War' Tiket Indonesia Open 2023
Ekspektasi terhadap Axelsen bertambah karena dia telah menjadi juara turnamen tepok bulu paling bergengsi di Indonesia pada 2021 dan 2022.
Dalam perjalanannya menuju podium tertinggi tahun lalu Axelsen menyingkirkan andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, di perempat final dengan skor 21-13, 19-21, 21-9.
Selain Axelsen, jawara tunggal putra lain yang sedang mengalami cedera adalah mantan pemain nomor satu yaitu Kento Momota (Jepang).
Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (NBA) dalam keterangan di akun media sosial resmi mereka menyebut Momota harus menepi karena cedera punggung.
Meski demikian, Momota baru dipastikan absen di Thailand Open 2023 yang sedang digelar dan Singapore Open 2023.
Harus Lebih Tahan untuk Kalahkan Sang Raja
Tersingkirnya Anthony oleh Axelsen di perempat final turut membuat Indonesia kehabisan amunisi sejak babak semifinal pada Indonesia Open 2022.
Catatan buruk dari tahun lalu pastinya tidak diharapkan terjadi lagi.
Wakil-wakil Indonesia di tunggal putra yang bertengger di peringkat atas pun diharapkan bisa ikut menjaga kehormatan negaranya dan juga diri mereka sendiri.
Baca Juga: Indonesia Open 2023 - Didukung Magis Istora, Anthony Ginting Ingin Bawa Kesuksesan dari Juara Asia
Dua pemain berstatus unggulan, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, untungnya tidak akan bertemu Axelsen sebelum babak final karena berada di pul yang berbeda.
Meski demikian, Anthony atau Jonatan, hanya bisa salah satu karena berpeluang bertemu di perempat final, harus siap untuk menghadapi tantangan terbesar ini pada waktunya.
Selama ini Axelsen selalu menjadi momok bagi keduanya.
Sudah tiga kali Axelsen kalah yaitu dari Kunlavut Vitidsarn di final India Open, dari Ng Tze Yong di babak kedua All England Open, dan dari Chou Tien Chen di semifinal Swiss Open.
Legenda bulu tangkis, Taufik Hidayat, melihat Anthony dkk. sebenarnya hanya kurang dalam aspek konsistensi.
Artinya, mereka mudah kewalahan dalam menjaga level penampilan dari gim pertama hingga gim terakhir.
Baca Juga: Bukan soal Tinggi Badan, Taufik Hidayat Ungkap Bagaimana Cara Anthony dan Jonatan Kalahkan Axelsen
"Sebenarnya kalau lihat rekaman pertandingan pada gim pertama bisa mengimbangi," ujar Taufik kepada awak media, termasuk BolaSport, pada awal Mei kemarin.
"Tetapi pada gim ledua apalagi sampai ketiga kenapa permainannya seperti itu. Gim pertama bisa, gim ke-2 capek, gim ke-3 kok bisa jalan kaki."
"Maksudnya, mereka (tim pelatih) tahu apa yang salah dengan pemain."
"Paling yang bisa mengimbangi itu hanya Ginting, tapi terakhir terakhirnya apa? Kalau fisik udah habis, sudah tidak bisa berpikir, sudah loss aja. Mainnya ngawur saja."
"Nah di situ gunanya tim, apalagi sekarang PBSI katanya ada sport science."
"Ini mereka analisis, pasti mereka tahu dan Ginting juga diajak bicara kenapa gim 1 bisa, gim ke-2 tidak bisa, gim ke-3 tambah tidak bisa."
"Itu menjadi PR mereka," tutur Taufik memungkasi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, Twitter.com/ViktorAxelsen |
Komentar