BOLASPORT.COM - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengaku khawatir timnya mendekati kehancuran jika kalah pada final Liga Champions musim 2022-2023.
Pep Guardiola menyadari efek luar biasa dari final Liga Champions terhadap sebuah klub.
Masa depan Manchester City pun bergantung penuh terhadap hasil satu laga pemungkas mereka.
Sepanjang musim ini, Pep Guardiola sudah bekerja secara maksimal untuk klub asuhannya.
Manchester City mampu memborong trofi Liga Inggris dan Piala FA sekaligus dalam semusim.
Prestasi mereka musim ini spesial karena berpeluang dilengkapi oleh raihan gelar Liga Champions.
Syaratnya, The Citizens harus mengalahkan Inter Milan di Stadion Ataturk Olympic pada Minggu (11/6/2023) pukul 02.00 WIB.
Selama tujuh musim menangani Manchester City, Guardiola harus menghadapi malam terberatnya.
Baca Juga: AC Milan Pecat Paolo Maldini Bikin Efek Domino, Chelsea Bisa Untung 2 Kali
Kondisi klub yang belum memiliki sejarah kemenangan di ajang tersebut membuat tugas sang pelatih kian sulit.
Apalagi, Guardiola sempat gagal menghadirkan gelar juara meski menembus final pada musim 2020-2021.
Guardiola sudah menghadirkan lima gelar Liga Inggris ke Stadion Etihad sejauh ini.
Namun, ia sendiri mengakui jika Manchester City tetap membutuhkan pencapaian di Liga Champions demi kenaikan status.
"Ada banyak klub yang menghancurkan proyek dan gagasan mereka karena gagal memenangi Liga Champions," kata Guardiola seperti dilansir BolaSport.com dari Daily Mail.
"Banyak juga yang menjadi klub besar setelah berhasil meraihnya," ucap pria asal Catalunya tersebut.
Menurut Guardiola, kemenangan di Liga Champions akan membuat prestasi sebelumnya semakin bersinar.
Baca Juga: Pemain AC Milan Ramai-ramai Protes Pemecatan Paolo Maldini, Kirim Kode via Medsos
The Citizens tidak masuk golongan sebagai klub dengan sejarah kuat di kompetisi Benua Eropa.
Perubahan kepemilikan pada 2008 membuat mereka bersemangat untuk menorehkan sejarah baru.
Hasilnya, mereka berhasil menahbiskan diri sebagai salah satu raja baru di Liga Inggris.
Namun, klub-klub dari negara tersebut tidak disebut besar hanya karena prestasi di ranah domestik.
Mereka juga telah membuktikan diri kala diadu dengan tim-tim dari liga lain.
Manchester City tinggal memiliki satu pekerjaan rumah untuk masuk golongan elite ini.
Guardiola tentu sudah belajar dari kesalahan yang ia lakukan pada laga final dua musim lalu.
Oleh karena itu, ia dituntut meraih hasil sempurna dalam percobaan keduanya kali ini.
Kondisi skuad yang mumpuni dianggap sudah menjadi modal Guardiola agar tidak gagal lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar