"Karena jika ada yang mencegah situasi ini (kecelakaan Johann Zarco), maka itu adalah Johann sendiri," tandasnya.
"Pembalap yang keluar dari pit lane harusnya berhati-hati di sana dan melihat ke belakang (arah pembalap datang)."
"Jika ada pembalap yang datang menderu di sepanjang garis balapan ideal, terutama di menit-menit terakhir sesi latihan seperti itu, seharusnya Anda berhenti dulu di pintu keluar pit."
"Tidak ada gunanya melanjutkan di sana dan kemudian berjuang untuk tetap berada di luar garis balap. Karena sudah sering kita lihat saat melakukan pengereman di sana ban depan sangat mudah terkunci dan terjatuh. Hari ini kita melihatnya dengan Fabio Quartararo dan Aleix Espargaró. Dan semakin sulit ketika Anda menekan di menit-menit terakhir latihan," terang Marquez.
Mendengar jawaban Marquez mungkin terdengar egois.
Tetapi di sisi lain, amarah pembalap 30 tahun itu justru lebih menitikberatkan pada rasa frustrasinya yang telah menumpuk sepanjang sesi latihan dan mungkin dalam beberapa seri MotoGP terakhir tahun ini.
Pasalnya, motor Honda milik Marquez sudah tidak beres sejak awal sesi latihan. Bahkan sejak latihan perdana (P1).
Motornya sering mengalami guncangan di sirkuit yang sejatinya menjadi sirkuit kekuasaannya.
Beberapa kali di sesi P2, Marquez masih berhasil melakukan penyelamatan di beberapa titik tikungan.
Tetapi guncangan di tikungan 11 yang cukup parah, sampai membuat dia sudah terlihat jengkel, hingga menunjukan jari tengahnya ke kamera dasbor motor.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar