BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengaku bakal menambahkan tiga poin penting aturan sebelum Liga 1 dan Liga 2 2023/2024 bergulir.
Liga 1 musim ini telah dipastikan bakal bergulir pada 1 Juli mendatang dengan laga pembuka Bali United melawan PSS Sleman.
Sementara untuk Liga 2 belum diputuskan tepatnya bakal digulirkan pada tanggal berapa.
Meski PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebelumnya mengungkapkan Liga 2 ditargetkan bakal berlangsung pada September 2023.
Baca Juga: Akan Digaji Setara Menteri, Wasit Liga 1 2023-2024: Alhamdulillah
Namun, belum ada keputusan resmi karena Owner’s Club Meeting Liga 2 baru akan dimulai hari ini Selasa (2/6/2023) sore WIB.
Keputusan memang belum diambil untuk Liga 2, akan tetapi untuk Liga 1 dipastikan bakal bergulir dalam waktu dekat.
Menjelang kompetisi ini, Erick Thohir mengaku ingin menambahkan beberapa aturan yang ada.
Apalagi ia mengaku belum menandatangani detail operasional Liga.
Situasi ini pun membuat pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut ingin menambahkan beberapa aturan yang ada sebelum Liga 1 dan Liga 2 mulai.
Mantan Presiden Inter Milan itu mengaku ingin memasukkan tiga aturan penting di Liga 1 dan Liga 2.
“Saya berharap lidah bisa jelas terkait aturan ini karena sampai dengan hari ini saya belum menandatangani detail operasional Liga,” ujar Erick Thohir kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/6/2023).
Tiga aturan yang bakal diterapkan di kompetisi musim ini yakni untuk klub Liga 1 wajib memainkan pemain U-23.
Baca Juga: Tegas! Erick Thohir Minta Pelatih Klub Tandatangani Komitmen Lepas Pemain ke Timnas Indonesia
Kemudian untuk Liga 2 diwajibkan ikut diperkuat pemain U-21.
“Saya tetap ingin memasukkan 3 poin satu di mana Liga atau klub Liga 1 wajib adanya pemain U-23,” kata Erick Thohir.
“Jangan sampai ada pemain asing etapi nanti pemain Indonesia yang menjadi permain masa depan malah tidak bermain,” lanjutnya.
“Dan juga untuk di Liga 2 harus ada pemain U-21.”
Kemudian aturan kedua yang ingin dimasukkan Erick Thohir yakni terkait pelatih klub yang harus menandatangani komitmen untuk melepas pemain ke timnas Indonesia.
Hal ini berkaca dari pemanggilan pemain ke timnas Indonesia pada laga FIFA Matchday Juni ini.
Saat pemanggilan pemain ke skuad Garuda terdapat beberapa klub yang belum melepas pemain.
Salah satunya seperti Persija Jakarta yang baru melepas Witan Sulaeman dan Rizky Ridho menjelang dua hari pertandingan melawan Palestina.
Baca Juga: Erick Thohir Beberkan 3 Alasan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023
Agar kejadian seperti ini tak terulang lagi, menteri berusia 53 tahun itu pun ingin semua pelatih Liga 1 dan Liga 2 bisa menandatangani komitmen bersama.
“Yang kedua tentu bagaimana para pelatih yang ada di Liga 1 dan Liga 2 harus menandatangani komitmen ketika ada pemanggilan tim nasional sesuai kesepakatan antara PSSI dan Liga,” ucap Erick Thohir.
“Mereka wajib merilis kita tidak mau lidahnya bagus tim nasionalnya terpuruk karena itu harus ada tanda tangan itu,” tambahnya.
“Jadi kalau pelatih-pelatih dan tidak punya komitmen atau masa depan sepak bola Indonesia itu hanya mencari nafkah di sini enggak usah di sini lagi karena ada perpanjangan kontrak yang bisa kita jaga.”
Kemudian untuk aturan ketiga yakni terkait keamanan yang harus diterapkan dengan ketat oleh masing-masing klub juga.
Baca Juga: Liga 1 - Libatkan JFA, Tes Fisik Jadi Ujian Berat Wasit saat Proses Seleksi, Sampai Ada yang Sakit
PSSI bahkan bertekad untuk membuat hukuman yang membuat jera suporter apa bila melanggara peraturan yang ada.
Aturan terakhir yakni terkait kebocoran flare yang terjadi di lapangan saat pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan PSS Sleman.
Laga yang bergulir di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (25/6/2023) bahkan harus dihentikan beberapa menit karena adanya flare.
Oleh karena itu, Erick menegaskan bahwa sistem safety dan security tersebut harus menjadi standarisasi yang tinggi.
Apalagi FIFA juga masih memperhatikan Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan tersebut.
Untuk itu, kompetisi diharapkan bisa menunjukkan yang terbaik agar tekad transfromasi sepak bola Indonesia pun terwujud.
“Yang penting dipertanyakan bahwa sistem daripada safety dan security harus menjadi standarisasi yang tinggi untuk para klub dan Liga karena itu FIFA sendiri akan mengirim perwakilan akhir tahun ini untuk membantu daripada standarisasi,” tutur Erick.
“Tentu apa yang saya sudah kerja samakan dengan pihak kepolisian saya akan menjaga dan tentu dengan bukti yang sudah nyata kemarin ketika Palestina dan Argentina mudah-mudahan standarisasi ini bisa terjadi di Liga,” pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar