BOLASPORT.COM - Bek timnas Indonesia, Shayne Pattynama, berbagi pengalamannya tak terlupakannya saat berada di Indonesia.
Shayne jadi salah satu pemain yang dipanggil untuk menjalani laga FIFA Matchday bulan Juni.
Dia juga mendapatkan kesempatan debut bersama skuad Garuda saat pertandingan melawan Argentina, Senin (19/6).
Menariknya, meski baru merasakan debut, dia mengaku proses adaptasi di timnas sangat terbantu dengan adanya Stefano Lilipaly dan Marc Klok.
Shayne Pattynama mengaku bahwa Lilipaly dan Klok adalah rekannya yang paling dekat.
Dia menjelaskan bahwa kedua sosok tersebut jadi pemain yang paling banyak membantu di timnas.
Selain itu, mereka sama-sama bisa berbahasa Belanda yang membuat komunikasi berjalan lancar.
"Stefano juga teman sekamar saya."
"Mereka merawat saya dengan sangat baik."
"Mereka tahu persis bagaimana cara kerjanya dan membantu saya dengan semua hal kecil."
"Senang juga bisa berbicara bahasa Belanda dengan mereka untuk sementara waktu," kata Shayne Pattynama dilansir BolaSport.com dari laman Voetbalzone.
Pemain berusia 24 tahun ini menjelaskan bahwa dia merasa seperti di rumah saat menjalani TC bersama skuad Garuda.
Pasalnya, mereka diberikan makan berupa nasi untuk sarapan dan makan siang.
Hal tersebut jadi pengalaman unik karena di Eropa dia terbiasa sarapan dengan roti.
Namun, dia mengakui bahwa masakan Indonesia menang enak.
"Seminggu saya berada di Indonesia benar-benar terasa seperti pulang ke rumah."
"Saat sarapan dan makan siang, nasi sudah tersedia untuk saya."
"Makanan Indonesia, tentu saja, sangat lezat, meskipun butuh waktu untuk membiasakan diri."
"Anda tentu saja terbiasa makan roti untuk sarapan," tambahnya.
Baca Juga: Erick Thohir Sudah Dapat CV Kandidat Pelatih Timnas Putri Indonesia dari Jepang
Shayne menambahkan bahwa beradaptasi dengan suhu di Indonesia cukup menantang.
Apalagi, mereka menjalani TC di Surabaya dan Jakarta dengan suhu dan kelembaban yang tinggi.
Hal tersebut cukup membutuhkan waktu saat dia bergabung dengan skuad Garuda.
"Di Jakarta sangat panas, tapi juga lembab karena kelembapannya tinggi."
"Anda hanya perlu melakukan sprint sekali dan Anda akan berkeringat."
"Perlu waktu untuk membiasakan diri bermain di iklim seperti itu," pungkasnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | voetbalzone.nl |
Komentar