BOLASPORT.COM - Bocah ajaib, Pedro Acosta, berpeluang mengulangi sejarah langka milik Valentino Rossi saat naik ke kelas utama MotoGP. Sayangnya, ada sedikit kendala yang harus dihadapi.
Kedatangan Pedro Acosta ke MotoGP ramai dibahas dalam silly season.
Acosta telah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia siap untuk menghadapi tantangan utama dalam menegaskan statusnya sebagai pembalap jagoan.
Baca Juga: Marc Marquez Tertinggi Lagi di Statisik Kecelakaan MotoGP, tapi Ada yang Tidak Beres Kali Ini
Setelah menjuarai Moto3 dalam musim debutnya pada 2021, Acosta kini memburu gelar keduanya di kelas menengah Moto2.
Menjadi pembalap yang paling sering menang hingga paruh musim dan hanya terpaut 8 angka dari puncak, Acosta punya peluang besar untuk mewujudkannya.
Bahkan ketika gelar juara belum resmi jatuh ke tangan, lesatan Acosta di Moto2 sudah sukses membuat KTM pusing memikirkan masa depannya.
Acosta binaan pabrikan asal Mattighofen, Austria, itu. Sejak debutnya, pembalap kelahiran 25 Mei 2004, itu memperkuat tim junior utama KTM yaitu Ajo.
KTM sampai memohon satu tempat di MotoGP demi menampung Acosta tanpa mengorbankan line-up mereka yang sudah ada.
Sayangnya, rencana KTM mendapat penolakan. Bahkan dengan kosongnya tempat yang semula dihuni Suzuki, mereka tak direstui Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP.
"Tidak ada rencana untuk menambah slot 22 motor (pembalap reguler, red) tahun depan," bantah Direktur Olahraga Dorna, Carlos Ezpeleta, kepada Catalunya Radio.
"Faktanya, angka yang ideal bagi kami adalah 20."
Pengganti Suzuki memang diprioritaskan untuk produsen motor lainnya alih-alih menambah tim independen lagi.
Sayangnya, dengan sikap Dorna ini, ada potensi ulangan sejarah langka yang hilang.
Sejarah yang dimaksud adalah saat Valentino Rossi menjadi juara kelas para raja, saat itu 500cc, bersama tim satelit walau rasa tim pabrikan.
Seperti halnya Acosta, Rossi juga berhadapan dengan minimnya tempat saat akan mendapatkan promosi sebagai pembalap muda potensial.
Untuk musim 2000, Honda yang menjadi destinasi The Doctor muda telah memiliki tiga pembalap di tim pabrikan mereka yaitu Repsol.
Honda tidak kehabisan akal dengan menyediakan tim satelit khusus bagi Rossi dengan kelir kuning bersponsor Nastro Azzurro yang ikonik.
Walau labelnya tim satelit, dukungan yang didapat Rossi tidak main-main karena diwarisi tim mekanik legenda balap, Mick Doohan, pimpinan Jeremy Burgess.
Setelah kemenangan dan posisi runner-up kejuaraan pada musim debut, Rossi menyempurnakan raihannya dengan gelar juara pada musim 2001.
Di sisi lain, KTM tampaknya sudah punya solusi untuk Acosta.
Manajer tim Red Bull KTM, Francesco Guidotti, membeberkan bahwa Acosta akan mentas di MotoGP musim depan walau merahasiakan timnya.
"Acosta tetap menjadi pembalap KTM, kami punya opsi yang bisa diimplementasikan dan sudah jelas kami sudah melakukannya," kata Guidotti.
"Dia akan tampil di MotoGP tapi bersama tim mana itu akan menjadi sebuah kejutan."
KTM memiliki susunan pembalap Brad Binder-Jack Miller di tim pabrikan dan Pol Espargaro-Augusto Fernandez di tim satelit Tech3.
Keempatnya memiliki kontrak hingga musim depan dan masing-masing punya alasan kuat untuk bertahan.
Meski demikian, KTM juga punya reputasi tidak kenal ampun dalam berurusan dengan pembalap mereka.
Pada tahun yang sama dengan debut Acosta di Moto3, KTM dikritik karena perlakuan mereka terhadap Danilo Petrucci dan Iker Lecuona di Tech3.
Keduanya baru tampil setengah musim saat diberi tahu harus angkat koper musim berikutnya demi memberi tempat bagi dua pembalap debutan.
Dua pembalap itu adalah Remy Gardner, juara Moto2, dan Raul Fernandez, yang ironisnya juga tak bertahan lebih dari semusim.
Adapun pembalap yang terancam dikorbankan untuk Acosta adalah Augusto Fernandez walau juara Moto2 musim lalu ini tampil oke.
Jadi, langkah apa yang akan diambil KTM? Patut untuk dinantikan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | The-race.com |
Komentar