BOLASPORT.COM - Ambisi besar KTM memboyong bocah ajaib, Pedro Acosta, berpotensi menimbulkan "kerusakan" hebat bagi Honda di MotoGP.
Honda terancam kehilangan dua pion penting di tengah krisis yang sedang mereka alami di MotoGP.
Setelah pembalap andalan Honda, Marc Marquez, yang dirumorkan merapat ke KTM, kini giliran tim satelit mereka satu-satunya yaitu LCR Honda.
Baca Juga: Jalan dari Casey Stoner untuk Hari-hari Galau Marc Marquez di Repsol Honda
LCR menjadi solusi KTM dalam pencarian wadah untuk menampung Acosta yang penampilannya sudah menggigit di usia 19 tahun dan musim ketiganya di ajang grand prix.
Mengemas 4 kemenangan dari 8 balapan Moto2 yang sudah berjalan musim ini, Acosta sudah dekat dengan gelar juara dunia keduanya sekaligus tiket tampil di kelas para raja.
Sebagaimana diberitakan media Austria, Speedweek.com, pabrikan asal Mattighofen tadinya mau memanfaatkan slot kosong yang ditinggalkan Suzuki untuk tim satelit baru.
KTM tak ingin menumbalkan salah satu pembalap mereka saat ini untuk Acosta.
Namun, Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP hanya mau memberikan garasi peninggalan Suzuki untuk pabrikan baru.
Sekadar informasi, untuk setiap tim independen, Dorna memberikan bantuan dana sebesar 7 sampai 8 juta euro (117-134 miliar rupiah) per musim.
Dukungan finansial melimpah yang diterima KTM dari perusahaan minuman berenergi, Red Bull, pun tak cukup mampu untuk menggoyahkan pendirian Dorna.
Adapun LCR sejatinya masih memiliki kontrak dengan Honda hingga 2024.
Meski demikian, kabarnya Lucio Cecchinello selaku kepala tim LCR tidak langsung menolak penawaran dari KTM.
Posisi KTM memang lebih baik daripada Honda.
KTM menjelma menjadi penantang terkuat Ducati yang sedang mendominasi MotoGP saat ini.
Baca Juga: Motor MotoGP Bukannya Lebih Gampang, tapi Marc Marquez Dirugikan Evolusi yang Arahnya ke F1
Sebelumnya berkiblat ke Honda, KTM kini mengikuti permainan Ducati dengan pengembangan aerodinamika dan ride height device.
Mereka bahkan telah membajak teknisi, manajer, kepala kru, hingga pembalap pabrikan Borgo Panigale dalam dua tahun terakhir.
Motor balap RC16 yang baru dilombakan secara penuh pada 2017 pun telah berhasil menandingi Honda RC213V yang justru kehilangan taji.
Kecuali kemenangan Alex Rins di MotoGP Americas, Honda keteteran. Pembalap sekaliber Marc Marquez sampai putus asa hingga mempertimbangkan pindah.
Alasan ini pula yang membuat LCR lebih mudah didekati KTM daripada tim-tim independen lain yang bernaung di Ducati (Pramac, Gresini, VR46) dan Aprilia (RNF).
Dukungan yang kurang mumpuni kepada pembalap-pembalap LCR turut menjadi faktor.
Walau LCR mendapatkan dua motor pabrikan sejak 2021, pembalap mereka harus bersabar dalam hal pemutakhiran saat musim berjalan.
Saat kejuaraan berlangsung setengah jalan pada tahun lalu Alex Marquez dan Takaaki Nakagami mengaku tidak mendapatkan update apapun sejak balapan pertama.
Situasi serupa dialami Alex Rins. Kabar kepindahannya ke Yamaha turut dipicu kekecewaan karena kurang dilibatkan dalam pengembangan.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Valentino Rossi Gagal Selamatkan Franco Morbidelli, Yamaha Pilih Alex Rins
Bergabung dengan KTM tentunya bakal memberikan keuntungan berlipat bagi LCR.
Selain dukungan teknis yang lebih baik, mereka akan diperkuat dua pembalap ajaib dari generasi yang berbeda yaitu Marc Marquez dan Pedro Acosta.
Pertanyaan tersisa adalah kontrak Marquez yang masih tersisa setahun. Nilai kontrak Si Alien dengan Honda ditaksir 25 juta euro (Rp 420 miliar) per musim.
Walau Red Bull disebut-sebut siap membantu, KTM tetap berharap Marquez mau menurunkan gajinya hingga tidak memberatkan bujet mereka.
"Bos Stefan Pierer tidak akan melewatkan kesempatan mendapatkan Marquez jika biayanya tetap bisa dikelola," ujar salah satu anggota tim Honda yang disebutkan namanya.
"Itu karena Marc telah membuktikan dengan cukup bahwa dia sulit untuk dikalahkan jika memiliki material yang kompetitif."
"Brad Binder, Jack Miller, dan Pol Espargaro (pembalap-pembalap KTM, red) tidak berada di level yang sama dengannya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar