"Pada game awal masih meraba permainan lawan dan berusaha memberikan berikan tekanan. Saya sudah bisa membaca permainan lawan karena pernah melihat penampilannya. Dia juga sedang cedera jadi lebih mudah mendikte permainannya," kata Sheila.
Sementara itu dari tunggal putra U-17 binaan Jaya Raya, Mohamad Rafly sempat mendapat tekanan sebelum menang atas pebulu tangkis Indonesia, Yarits Al Kaaf 21-18, 21-13.
"Tadi ada sedikit rasa tegang juga, karena baru pertama kali ketemu lawan tapi berusaha untuk tidak terburu-buru. Setelah beberapa rally panjang, lawan tampaknya mulai kelelahan dan membuat kesalahan sendiri," kata Rafly usai bertanding.
Laga semifinal, Rafly bakal menghadapi unggulan sembilan Denis Azzarya yang sebelumnya menang atas unggulan 14 Yusack Christian 21-14, 21-12. Fadly mengaku sudah tahu pola permainan lawannya karena sering bermain bersama.
"Persiapan kali ini lebih baik, dan saya berharap bisa bermain maksimal dan memenangkan pertandingan. Pola permainan lawan besok sudah kurang lebih saya tahu juga karena sering bermain bersama. Jadi saya sudah mengenal cara bermainnya," tutur Fadli.
Lebih kompetitif
Mantan pebulutangkis Jeffer Rosobin menilai gelaran turnamen bulutangkis Yonex Sunrise Pembangunan Jaya Raya Junior International Grand Prix 2023 lebih ramai dengan peaerta yang kompetitif, sehingga menambah kualitas gelaran itu sendiri.
"Untuk turnamen junior kali ini, saya pikir cukup ramai, terdapat wakil dari Jepang, Taiwan, dan Thailand yang kompetitif dan menarik," ucap Jeffer.
"Kompetisi ini memiliki nilai poin junior yang tinggi, sehingga pemain dari negara-negara tersebut memiliki kualitas yang baik dan menarik untuk diikuti," kata Jeffer.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PB Jaya Raya |
Komentar