BOLASPORT.COM - Sudah 9 tahun Indonesia tak pernah mendapat medali dari tunggal putra di Kejuaraan Dunia. Akan tetapi, tahun ini paceklik panjang tersebut berpeluang untuk berakhir.
Sebabnya, andalan utama Indonesia dipastikan akan terhindar dari penguasa yang begitu sulit untuk dikalahkan pada Kejuaraan Dunia 2023.
Dua sosok yang dimaksud adalah Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putra nomor satu Indonesia, dan Viktor Axelsen, tunggal putra nomor satu dunia.
Anthony mendapatkan hak untuk dijauhkan dari Axelsen karena berhasil mendapatkan posisi kedua dalam daftar pemeringkatan.
Sebagai informasi, dua unggulan teratas punya posisi yang tetap dalam bagan pertandingan turnamen bulu tangkis BWF.
Unggulan pertama, Axelsen, di ujung paruh atas sedangkan unggulan kedua, Anthony, di ujung paruh bawah. Artinya, mereka tidak akan bertemu sebelum final.
Adapun untuk mendapatkan medali di Kejuaraan Dunia 2023, pemain setidaknya harus mencapai babak semifinal.
Ada alasan kenapa Indonesia boleh optimistis terhadap peluang Anthony.
Terlepas dari pasang surut yang masih terjadi, prestasi Anthony terbilang baik sejak dihentikan Axelsen di perempat final pada Kejuaraan Dunia 2022.
Anthony merengkuh tiga gelar juara dari Hylo Open 2022 (Super 300), Singapore Open 2023 (Super 750), dan terutama Kejuaraan Asia 2023.
Pemain yang akan datang sebagai Juara Asia ini juga mencapai final di panggung besar yaitu World Tour Finals 2022 dan Indonesia Open 2023.
Sayangnya, dalam dua kesempatan tersebut Anthony belum menemukan jawaban untuk mengatasi rival utamanya. Ya, Axelsen.
Di final World Tour Finals 2022 Anthony menyerah 13-21, 14-21. Sedangkan di Istora pada Juni lalu, Anthony tumbang 14-21, 13-21.
Anthony belum bisa menang lagi dari Axelsen dalam 10 pertemuan terakhir. Terakhir kali Ginting menundukkan Viggo adalah saat Indonesia Masters 2020.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Aura Juara Raja Bulu Tangkis Malaysia Kembali, Yakin Saingi Anthony Ginting?
Tanpa Axelsen di jalurnya, Anthony makin berpeluang untuk merengkuh medali pertamanya dari Kejuaraan Dunia.
Indonesia belum pernah merebut medali lagi dari tunggal putra sejak Tommy Sugiarto pada 2014. Tahun ini menjadi tahun ke-9 untuk penantian Merah Putih akan hadirnya wakil di podium.
Pekerjaan rumah Anthony dan pelatih kini mempersiapkan diri sebaik mungkin menuju Kejuaraan Dunia 2023, baik fisik dan mental.
Juara China Open satu kali itu telah membuktikan bahwa pada hari terbaiknya, lawannya hanya bisa berdoa agar tidak kalah.
"Dia seperti penyihir di lapangan," puji Anders Antonsen, jawara tunggal putra asal Denmark lainnya, usai dikalahkan Anthony di final Singapore Open 2023.
"Ketika dia mendapatkan harinya, kita hanya bisa terus berjuang dan berharap dia kehilangan momentum pada satu titik."
"Akan tetapi, terkadang kita merasa seperti semuanya tergantung dia apakah dia ingin menang atau kalah ketika bermain sebagus itu."
Pun apabila nantinya bersua Axelsen di Kejuaraan Dunia 2023, publik jelas berharap agar Anthony bisa mengakhiri catatan buruk dengan Sang Raja Bulu Tangkis.
Pada akhirnya, rekor ada untuk dikalahkan.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Musuh Tersulit Anthony Ginting Masuk Daftar, China di Ambang Tsunami Emas?
"Ke depannya saya yakin kami bisa mengalahkan Viktor Axelsen," ujar pelatih tunggal putra pelatnas Indonesia, Irwansyah, setelah final Indonesia Open 2023.
"Axelsen pemain hebat, tetapi Ginting juga pemain hebat. Saya yakin suatu hari nanti kita bisa lewatin dia. Masyarakat juga ingin kami menang, tunggu saja."
Indonesia juga punya Jonatan Christie sebagai unggulan di tunggal putra. Tahun lalu Jonatan bahkan hanya berjarak satu poin untuk memutus kebuntuan.
Jonatan sudah unggul 20-15 pada gim ketiga saat menghadapi Chou Tien Chen (Taiwan) pada perempat final Kejuaraan Dunia 2022.
Sayangnya, pada momen kritis ini, kampiun Asian Games 2018 itu kurang tenang sehingga tertikung oleh Chou dengan kekalahan 21-14, 11-21, 20-22.
Sementara itu, Kejuaraan Dunia 2023 akan berlangsung pada 21-27 Agustus 2023 di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark.
DAFTAR UNGGULAN KEJUARAAN DUNIA 2023
Tunggal Putra
1. Viktor Axelsen (Denmark)
2. Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia)
3. Kunlavut Vitidsarn (Thailand)
4. Kodai Naraoka (Jepang)
5. Jonatan Christie (Indonesia)
6. Li Shi Feng (China)
7. Loh Kean Yew (Singapura)
8. Shi Yu Qi (China)
9. Prannoy H. S. (India)
10. Chou Tien Chen (Taiwan)
11. Lakshya Sen (India)
12. Anders Antonsen (Denmark)
13. Lu Guang Zu (China)
14. Kenta Nishimoto (Jepang)
15. Lee Cheuk Yiu (Hong Kong)
16. Ng Ka Long Angus (Hong Kong)
Tunggal Putri
1. An Se-young (Korea Selatan)
2. Akane Yamaguchi (Jepang)
3. Chen Yu Fei (China)
4. Tai Tzu Ying (Taiwan)
5. He Bing Jiao (China)
6. Carolina Marin (Spanyol)
7. Ratchanok Intanon (Thailand)
8. Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia)
9. Han Yue (China)
10. Wang Zhi Yi (China)
11. Pornpawee Chochuwong (Thailand)
12. Zhang Beiwen (Amerika Serikat)
13. Busanan Ongbamrungphan (Thailand)
14. Michelle Li (Kanada)
15. Mia Blichfeldt (Denmark)
16. Pusarla Venkata Sindhu (India)
Ganda Putra
1. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia)
2. Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India)
3. Liang Wei Keng/Wang Chang (China)
4. Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia)
5. Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang)
6. Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China)
7. Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia)
8. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia)
9. Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan)
10. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (Indonesia)
11. Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark)
12. Choi Sol-gyu/Kim Won-ho (Korea Selatan)
13. Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (Indonesia)
14. Lee Yang/Wang Chi-Lin (Taiwan)
15. Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan)
16. He Ji Ting/Zhou Hao Dong (China)
Ganda Putri
1. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China)
2. Baek Ha-na/Lee So-hee (Korea Selatan)
3. Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan)
4. Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang)
5. Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang)
6. Zhang Shu Xian/Zheng Yu (China)
7. Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang)
8. Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajonjai (Thailand)
9. Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard (Thailand)
10. Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong (Korea Selatan)
11. Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia)
12. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Indonesia)
13. Li Wen Mei/Liu Xuan Xuan (China)
14. Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria)
15. Rin Iwaga/Kie Nakanishi (Jepang)
16. Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela (India)
Ganda Campuran
1. Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China)
2. Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang)
3. Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping (China)
4. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand)
5. Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan)
6. Kim Won-ho/Jeong Na-eun (Korea Selatan)
7. Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis)
8. Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin (China)
9. Robin Tabeling/Selena Piek (Belanda)
10. Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia)
11. Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark)
12. Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran (Thailand)
13. Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (Indonesia)
14. Chen Tang Jie/Toh Ee Wei (Malaysia)
15. Kyohei Yamashita/Naru Shinoya (Jepang)
16. Ye Hong Wei/Lee Chia-Hsin (Taiwan)
*) daftar masih bisa berubah
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar