BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung menatap Kejuaraan Dunia 2023 dengan percaya diri karena statusnya sebagai unggulan delapan.
Status unggulan Gregoria pada Kejuaraan Dunia 2023 kali ini merupakan kedua kalinya yang pernah ia sandang.
Sebelumnya, tunggal putri kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu juga pernah berlabel unggulan pada edisi 2019 silam.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Amunisi Tunggal Putra Indonesia Berkurang Usai Tak Diperkuat Anthony Ginting
Namun status unggulan Gregoria tahun ini jauh lebih baik.
Ia menempati unggulan kedelapan, enam setrip lebih baik daripada saat berstatus unggulan ke-14 sebelumnya.
Datang dengan embel-embel pemain unggulan di Kejuaraan Dunia 2023 membuat kepercayaan diri Gregoria bertambah.
Apalagi progres penampilannya pada tahun ini memang sedang menanjak.
Juara Spain Masters 2023 itu sudah bertekad tidak akan menjadikan status unggulan itu sebagai beban.
Gregoria ingin memperlihatkan permainan terbaik dia sekaligus membuktikan bahwa status unggulan itu tidak hanya sebatas label saja.
"Saya akan menikmati pertandingan," kata Gregoria dalam siaran pers PBSI jelang keberangkatan tim Indonesia pada Kamis (17/8/2023) malam.
"Kini sebagai unggulan, saya akan tampil lebih enjoy dan tidak mau terbebani saja," tandasnya.
Karena menyandang status unggulan, Gregoria mendapatkan bye pada babak pertama Kejuaraan Dunia 2023.
Pemain 23 tahun itu baru akan berlaga pada babak 32 besar dan menunggu calon lawannya antara Qi Xuefei (Prancis) atau Yeo Jia Min (Singapura).
Selain Gregoria, tunggal putri Indonesia di Kejuaraan Dunia 2023 juga akan diwakili oleh Putri Kusuma Wardani.
Baca Juga: Tabiat Raja Bulu Tangkis Malaysia Bikin Lee Chong Wei Geram usai Picu Kisruh di Pelatnas
Putri KW akan berlaga dari babak 64 besar dengan melawan Polina Buhrova (Ukraina).
Dalam kesempatan berbeda, pelatih tunggal putri pelatnas PBSI, Indra Wijaya berharap dua anak didiknya itu bisa bermain lepas tanpa memikirkan target macam-macam.
"Yang saya mau (Gregoria dan Putri) mengeluarkan kemampuan maksimal dulu," ujar Indra, dilansir dari Antaranews.com.
"Terutama untuk Putri (KW) yang pada pertandingan terakhir selalu naik-turun."
"Gregoria juga sama. Di Korea Open kurang baik, di Japan Open jauh lebih baik. Saya rasa di Kejuaraan Dunia, babak demi babak harus dicermati."
"Itu yang harus dipersiapkan," tutur kakak dari legenda ganda putra Candra Wijaya tersebut.
Sektor tunggal putri tidak masuk dalam radar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky, ketika berbicara target.
Mengharapkan dua medali emas, Rionny lebih mengutamakan pencapaian tinggi ini dari tunggal putra dan ganda putra.
Namun secara pribadi dia berharap kemungkinan emas lainnya dari tunggal putri, di mana Gregoria menjadi andalan utama skuad Merah Putih di nomor ini.
Adapun tunggal putri terakhir Indonesia yang mampu naik podium di ajang Kejuaraan Dunia adalah Lindaweni Fanetri.
Lindaweni meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Antaranews, PBSI |
Komentar