BOLASPORT.COM - Tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi, membuka peluang hat-trick gelar juara dunia tunggal putri pada Kejuaraan Dunia 2023. Kekalahan terakhir yang ia rasakan dari Gregoria Mariska Tunjung dijadikan evaluasi.
Yamaguchi menjadi salah satu kontestan yang akan disorot penampilannya pada Kejuaraan Dunia 2023.
Bukan sekadar karena statusnya sebagai unggulan, melainkan juga karena titel juara bertahan yang ia sandang.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Status Unggulan Bikin Gregoria Percaya Diri Tatap Laga Perdana
Pemain kelahiran Fukui, Jepang tersebut merupakan juara dunia tunggal putri selama dua edisi terakhir, pada 2021 dan 2022.
Yamaguchi pun punya peluang mengukir sejarah jika mampu menjadi tunggal putri pertama yang mencetak tiga emas beruntun sejak Kejuaraan Dunia digulirkan pertama kali pada 1977 silam.
Ketika ditanya tentang peluang itu, Yamaguchi mengaku tidak tertekan.
Ia menyikapi dengan realistis bahwa hal tersebut memang mungkin diraih tetapi tidak akan mudah di tengah sengitnya persaingan tunggal putri tahun ini.
"Tidak (tertekan). Menurut saya tidak ada tekanan khusus, karena bagi saya itu juga tidak akan mudah diwujudkan," kata Yamaguchi dikutip BolaSport.com dari Badminton Spirit Japan.
"(Tapi) saya pikir akan luar biasa jika saya bisa mencapainya," tambahnya sambil tertawa.
Persiapan Yamaguchi menuju Kejuaraan Dunia 2023 salah satunya didasari dari evaluasi sejumlah turnamen terakhir yang ia ikuti.
Yang paling diingat tentu adalah kekalahan menyesakkan ketika Yamaguchi tersingkir di perempat final Japan Open 2023 akibat kalah melawan Gregoria Mariska Tunjung.
Di hadapan publiknya sendiri, Yamaguchi gagal meredam agresivitas Gregoria hingga menelan kekalahan tiga gim dengan skor 11-21, 21-11, 18-21.
Sejak merasakan kekalahan dari Gregoria itu, Yamaguchi bertekad memperbaiki segala aspek.
Terutama dari segi fisik dan kualitas pukulan.
"Saya bisa mengambil jeda sebentar, jadi saya pikir kondisi fisik saya sudah meningkat. Tapi mungkin secara permainan tidak akan banyak berubah," kata Yamaguchi.
"Yang paling pertama (yang dievaluasi) adalah bermain sepenuh hati."
"Juga ketika saya memukul, saya pikir yang terpenting adalah memiliki feeling bahwa saya tahu apakah bolanya akan masuk atau keluar ketika memukulnya."
"Di aspek inilah saya merasa sudah lebih banyak meningkat."
"Dibandingkan ketika di Japan Open 2023, saya merasa punya lebih banyak memukul bolanya dengan lebih percaya diri," tandasnya.
Kendati peluang untuk kembali menyabet emas ada, Yamaguchi tidak mau terlalu memaksakan diri dan menggebu.
Ia mengakui bahwa performanya mungkin sedang tidak dalam puncak permainan terbaik.
Ditambah lagi persaingan tunggal putri makin sengit, khususnya dominasi An Se-young yang belakangan terus menanjak, Yamaguchi menjadi enggan terlalu sesumbar.
Meski begitu, di sisi lain itu juga bisa memberikannya ruang untuk bermain lebih lepas.
"Seperti pemain-pemain lain, ini (Kejuaraan Dunia 2023) adalah turnamen besar, tapi saya sendiri tidak terlalu merasa spesial," kata Yamaguchi.
"Kalau tahun lalu kan diadakan di Jepang jadi ada perasaan istimewa di sana, kalau sekarang saya menyikapinya biasa saja."
"Saya tidak terlalu dalam puncak performa yang bagus. Saya tidak tahu apakah bisa menang. Tapi tidak ada tekanan sama sekali di sini," pungkasnya.
Baca Juga: Tabiat Raja Bulu Tangkis Malaysia Bikin Lee Chong Wei Geram usai Picu Kisruh di Pelatnas
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar