BOLASPORT.COM - Johann Zarco berada dalam situasi dilematis antara menerima tawaran Honda atau bertahan di Prima Pramac kendati posisinya terus digoyang.
Zarco akan segera memutuskan masa depannya seiring dengan kontraknya dengan Ducati yang akan selesai pada musim ini.
Walau berada di tim satelit, Zarco menandatangani kesepakatan langsung dengan Ducati kendati durasinya terbilang singkat yaitu setahun.
Kontrak dengan jangka waktu pendek tentunya membuat Zarco tidak bisa sepenuhnya tenang karena performanya di lintasan akan terus dijadikan penilaian.
Kehadiran pembalap kuat di dalam skuad Borgo Panigale juga bisa memengaruhi. Inilah yang dialami Zarco saat ini.
Posisi Zarco di Prima Pramac tidak aman setelah lesatan yang dibuat rider tim satelit Ducati lainnya yaitu Marco Bezzecchi (Mooney VR46).
Sudah menang dua kali musim ini, Bezzecchi dijanjikan peningkatan dukungan oleh Ducati dari motor lama menjadi motor pabrikan tetapi harus pindah ke Pramac.
Penawaran Ducati ini menjadi alarm bagi Zarco karena posisinya tidak lebih aman dari rekan setimnya, Jorge Martin, yang masih terikat dengan Ducati sampai 2024.
Ketika berbicara soal kemenangan lomba, juara dunia Moto2 dua kali itu juga masih belum mujur karena belum pecah telur sejak debutnya di MotoGP pada 2017.
Malahan sempat tersirat rumor bahwa Ducati berniat memindahkan Zarco ke ajang balap sebelah, WorldSBK, di mana mereka juga mendominasi.
Satu-satunya harapan Zarco hanya keraguan Bezzecchi untuk meninggalkan VR46 karena sudah merasa klop dengan kru tim bentukan Valentino Rossi itu.
Selain itu opsi Zarco untuk bertahan di MotoGP bukan cuma Pramac.
LCR Honda diketahui melakukan pendekatan kepada Zarco untuk mengisi kursi kosong yang ditinggalkan Alex Rins ke Monster Energy Yamaha.
Pembalap Prancis itu sesuai dengan kriteria sosok berpengalaman yang diharapkan Honda untuk ikut membawa motor mereka keluar dari krisis.
Dengan Ducati yang menjadi tolok ukur di MotoGP, Zarco punya pengalaman selama empat tahun sejak karier balapnya diselamatkan pabrikan asal Borgo Panigale ini pada 2020.
Sebagai informasi juga, Zarco telah menjajal motor dari 4 pabrikan lainnya di MotoGP yaitu Suzuki (2016, tes mandiri), Yamaha (2017-2018), KTM (2019), Honda (2019, rider pengganti).
Tentunya Zarco bukanlah pembalap kemarin sore. Ia tahu bahwa performa motor tetap punya nilai krusial untuk kelanjutan kariernya.
"Honda sepertinya lebih menginginkan saya daripada Ducati," kata Zarco dikutip BolaSport.com dari GPOne.
"Namun, performa Ducati baik dan memiliki motor yang hebat. Jadi mungkin juga mengambil opsi (bertahan) untuk terus berjuang di puncak," katanya.
Satu-satunya alasan kenapa Zarco belum membuat keputusan karena tawaran LCR Honda punya nilai lebih baginya.
Dengan Ducati, dan jika Bezzecchi menolak pindah, ia berpotensi kembali disodori kontrak di Prima Pramac selama satu musim saja pada 2024.
Itu artinya, bahkan pada paruh musim pertama 2024, Zarco sudah harus membuktikan dirinya lagi di samping mencari-cari lowongan di tim lain.
Sedangkan LCR Honda kabarnya menawarkan kontrak jamak selama dua tahun dengan gaji yang nilainya juga dua kali lipat.
Tentunya ini disertai catatan bahwa Zarco harus rela merangkak dari bawah.
Walau Zarco kemungkinan mendapatkan motor terbaru, Honda masih dalam tahap berjuang untuk bangkit dari keterpurukan.
Zarco sendiri punya pengalaman buruk saat harus bersaing di belakang.
Kiprahnya di KTM pada 2019 tak bertahan sampai semusim karena dia terus mengeluh dengan kesulitannya untuk tampil kompetitif.
Meski demikian, bersama LCR Honda tekanannya tidak akan sebesar di KTM di mana dia memperkuat tim pabrikan.
"Kami tahu akan ada sedikit pembicaraan antara seri Silverstone dan Austria, jadi kami akan lihat apa yang akan terjadi pada akhir pekan ini," kata Zarco masih abu-abu.
"Bagaimanapun, saya akan punya pilihan yang positif," tegasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar