BOLASPORT.COM - Dua pelatih asal Indonesia yakni Rexy Mainaky dan Nova Widianto meratapi kekalahan yang diterima anak asuhnya pada perempat final Kejuaraan Dunia 2023.
Adalah ganda putri Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dan ganda campuran Chen Tang Jie/Toh Ee Wei yang tumbang dalam laga di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Jumat (25/8/2023).
Hasil paling menyesakkan didapat Tan/Thinaah karena sebenarnya hampir menang saat melawan pasangan dari China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu.
Bagaimana tidak, juara French Open 2022 sejatinya sudah memenangi gim pertama dan unggul jauh 11-5 pada gim kedua.
Tan/Thinaah seharusnya tampil begitu percaya diri setelah jarak poin mampu dilebarkan menjadi lima angka saat kedudukan 12-7.
Akan tetapi, kesalahan demi kesalahan justru dilakukan mereka hingga Zhang/Zheng mampu menyamakan kedudukan menjadi 12-12 berbalik unggul.
Tan/Thinaah akhirnya menyerah dan harus bertanding hingga ke gim penentuan.
Kesempatan kedua saat sudah unggul 17-14 pada akhir gim ketiga kembali luput dari tangan juara French Open ini.
Tan/Thinaah akhirnya kalah via rubber game dengan skor 21-17, 17-21, 19-21.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Kesombongan Berbuah Petaka, Deputi Fajar/Rian Ambruk di Tangan Pawang
Rexy Mainaky yang secara langsung mendampingi anak asuhnya itu di pinggir lapangan merasa sangat sedih dengan kekalahan tersebut.
"Saya tidak akan mengatakan bahwa saya kecewa, tetapi saya sangat, sangat sedih," keluh Rexy dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Sangat disayangkan bahwa mereka tidak bisa menang setelah memegang keunggulan yang begitu besar."
"Saya mengingatkan mereka saat mereka unggul 11-5 di interval bahwa pasangan China pasti akan bermain seolah-olah mereka tanpa beban dan akan bermain habis-habisan.
"Saya mengatakan kepada mereka untuk bersiap-siap tetapi mereka kalah dari lawan setelah memimpin sebelumnya.
"Mereka kemudian mulai berpikiran negatif tentang kekalahan tersebut dan bukannya hanya memikirkan cara mendapatkan poin (untuk menang)."
"Mereka mulai bermain dengan rasa takut dan itu membuat mereka kalah dalam pertandingan," ujar Rexy yang menjabat sebagai direktur kepelatihan ganda Malaysia.
Kekecewaan jelas pada diri Tan/Thinaah yang merasa marah dengan dirinya sendiri.
"Benar-benar patah hati dan sangat sedih. Kami melakukan kesalahan yang sama berulang kali saat memimpin," kata Pearly Tan dikutip dari Astro Arena via New Straits Times.
"Kami terus menerus mengingatkan satu sama lain untuk tetap tenang dan fokus saat kami memimpin, tetapi sekali lagi, kami terburu-buru."
"Saya tidak tahu bagaimana cara menggambarkannya, tetapi saya sangat marah pada diri saya sendiri karena melakukan kesalahan yang sama lagi dan menyebabkan kami kalah"
"Saya pikir kami tidak seharusnya kalah, ini adalah pelajaran yang memilukan bagi kami," ujar Pearly Tan.
"Kami harus belajar dari hal ini, melatih hati kami untuk menjadi lebih kuat dan kembali dengan lebih kuat."
Sementara itu, Chan/Toh yang merupakan anak asuh Nova Widianto tak berdaya usai dikandaskan unggulan nomor dua, Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), dengan skor 11-21, 11-21.
Nova menyesali bagaimana Chan/Toh gugup duluan saat dihadapkan dengan Watanabe/Higashino yang lebih diunggulkan.
"Tang Jie dan Ee Wei bermain buruk. Betapapun tangguhnya lawan, mereka tidak boleh kalah dengan cara seperti ini," keluh Nova.
"Mereka gugup saat bertanding dan bermain kurang percaya diri," ujar mantan pelatih pelatnas bulu tangkis Indonesia itu,
Kekalahan itu menghasilkan nasib yang sama bagi Indonesia dan Malaysia. Di mana kedua negara mengantongi satu medali pada Kejuaraan Dunia 2023.
Sementara Indonesia menyisakan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri), Malaysia tinggal memiliki Aaron Chia/Soh Wooi Yik (ganda putra) yang akan berjuang mempertahankan gelar.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Thestar.com.my, NST.com.my |
Komentar