BOLASPORT.COM - Ganda putra terbaik India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty menyesali kekalahan mereka setelah tersisih di perempat final, grogi dan tertekan pendukung tuan rumah membuat mereka gagal tampil apik.
Rankireddy/Shetty gagal mempertahankan performa apik mereka pada Kejuaraan Dunia 2023.
Juara Indonesian Open 2023 itu tersisih di babak perempat final setelah kalah dari wakil tuan rumah Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Dalam dua gim saja, Rankireddy/Shetty takluk dengan skor 18-21, 19-21 pada laga yang berlangsung di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark.
"Kami tidak dapat ritmenya, saya tidak bermain sesuai level saya, seharusnya bisa lebih baik dari ini," ucap Chirag Shetty dikutip BolaSport.com dari Times of India.
"Tapi ini sudah terjadi, begitulah olahraga, terkadang kamu tidak bisa bermain baik seperti level yang kamu inginkan, tapi ini adalah lompatan. Saya harap bisa ambil pelajaran dari kekalahan ini dan bisa bangkit lagi," tandasnya.
Kekalahan tersebut diakui Shetty akibat grogi duluan menghadapi wakil Denmark tersebut.
Bahkan tekanan sudah dirasakan mereka sejak berjalan memasuki lapangan.
Akibatnya, banyak eksekusi pukulan Rankireddy/Shetty yang tidak akurat.
"Kami sudah mempersiapkan diri dengan baik saat masuk lapangan. Tapi mungkin kami tertekan karena penuhnya tribun penonton," kata Shetty.
"Mungkin 10 persen lebih tekanannya."
Sejatinya pengalaman tampil di hadapan publik besar bukan pertama kali dihadapi juara Korea Open 2023 tersebut.
Pada Indonesia Open 2023, mereka sempat menghadapi tekanan publik Istora ketika melawan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di perempat final.
Saat itu mereka mampu menang telak 21-13, 21-13.
Membandingkan saat di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia, Shetty berujar bahwa atmosfernya sangat berbeda ketika melawan Astrup/Rasmussen di Denmark. Penyebabnya, adalah dari segi peringkat.
Jika dengan Fajar/Rian, pasangan India itu tidak lebih diunggulkan. Sedangkan melawan Astrup/Rasmussen, mereka yang diunggulkan.
"Bahkan ketika kami bermain di Indonesia, di sana juga sangat penuh publik tuan rumah, sangat ramai, tapi kami melawan ganda putra nomor satu dunia dan kami menang," kata Satwik.
"Sebenarnya saya sudah mempersiapkan ini sebelum laga dimulai, ada banyak penonton, mereka (wakil tuan rumah) pasti ingin menang."
"Ketika harinya hari kami, kami akan menang, tapi kami belajar bahwa ternyata ini bukan harinya kami."
"Banyak pelajaran bagaimana mengembangkan taktik, apa kelebihan kami, dan apa yang harus dilakukan ketika lawan tidak mau angkat bola, ketika defence tidak bagus, kami akan belajar lagi," tandasnya.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Ratapan Rexy dan Nova usai Pemain Andalan Kalah gegara Minder Duluan
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Times of India |
Komentar