BOLASPORT.COM - Tim voli putra China melalui sang pelatih langsung bereaksi setelah mereka gagal mendapatkan medali emas Asian Games 2022.
Ambisi tim Negeri Tirai Bambu untuk berjaya pada ajang Asian Games 2022 dari cabor voli putra indoor resmi kandas pada Selasa (26/9/2023).
China gagal memanfaatkan kondisi sebagai tuan rumah ketika berhadapan dengan tim inti VNL yakni Iran di laga puncak perebutan medali emas.
Tampil di Linping Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, tim Iran berjaya dengan membukukan kemenangan 3-1 (19-25, 25-14, 25-22, 26-24).
Kemenangan ini membuat Iran berhasil mempertahankan medali emas mereka dan menorehkan harttrick di tiga edisi terakhir Asian Games.
Di sisi lain, kekalahan ini menjadi hal memilukan bagi tim besutan Wu Sheng tersebut yang sedang berupaya bangkit usai terdegradasi dari VNL.
China sendiri tampil solid sejak babak penyisihan di mana mereka tidak kehilangan satu set pun menghadapi lawan-lawan mereka.
Akan tetapi, rekor apik tersebut perlahan mulai memudar saat mereka tampil di fase 12 besar Asian Games 2022.
Indonesia menjadi tim pertama yang berhasil mencuri satu set dari Jiang Chuan dkk pada ajang olahraga terbesar di Asia ini.
Baca Juga: Voli Asian Games 2022 - Beda Nasib dengan Thailand yang Ngenes, Indonesia Gendong Asia Tenggara
Walau pada akhirnya kalah dengan skor 1-3 dan gagal melangkah ke semifinal, Indonesia setidaknya bisa menembus celah China.
Selain Indonesia, Iran menjadi tim terkini yang tidak hanya mencuri satu set tapi juga mengalahkan tim arahan Wu Sheng di laga final.
Meski gagal menyabet medali emas, Wu Sheng merasa torehan ini membuat mereka percaya diri menghadapi kualifikasi olimpiade.
Usai tampil di Asian Games 2022, China akan melakoni babak kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pada 30 September sampai 8 Oktober 2023.
Mereka tergabung dalam Grup C bersama Bulgaria, Belgia, Meksiko, Kanada, Belanda, Argentina dan Polandia.
"Medali perak ini penting bagi anak-anak, hasil ini memberi mereka rasa percaya diri untuk kualifikasi Olimpiade," kata Wu Sheng
"Semua tim yang akan kami hadapan adalah sangat kuat, dan kami bisa meningkatkan rasa percaya diri jika bermain seperti final ini," imbuhnya.
Kecolongan satu set saat melawan Indonesia dan kekalahan dari Iran menjadi bukti bahwa mentalitas pemain China masih perlu dibenahi.
"Kami membutuhkan banyak pertandingan seperti ini untuk meningkatkan kapasitas kami, terutama dalam hal mentalitas," ucap Wu, dilansir dari Xinhuanet.
"Pemain kami memberikan yang terbaik dan kami bermain bagus."
"Tapi Iran lebih berpengalaman dan kekuatan mental membantu mereka merebut kemenangan," imbuhnya.
Hal yang kurang lebih sama juga diungkapkan kapten tim Jiang Chuan di mana mentalitas yang rapuh membuatnya gagal mempertahankan momentum.
"Kami memiliki kans tapi tidak bisa mengambilnya, kali melakukan hal hebat di set pertama," ucap Jiang Chuan menjelaskan.
"Tapi kami tidak bisa mengantisipasi perubahan yang mereka (Iran) buat di tiga set berikutnya."
"Kami juga membuat beberapa kesalahan sendiri di momen krusial, saya pikir kami mendapatkan pelajaran dari pengalaman ini."
"Berharap kami tidak akan mengulang kesalahan serupa saat menjalani laga penting seperti ini," imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | xinhuanet.com |
Komentar