"Tetapi ya, bagi saya, menjadi salah satu dari delapan pembalap dengan motor yang kurang lebih sama memberi saya lebih banyak motivasi, juga lebih banyak pujian atas apa yang kami lakukan," aku pembalap 26 tahun itu.
"Saya selalu berusaha all in karena perasaan menang adalah sesuatu yang saya butuhkan."
Ketika Bagnaia, Martin dan Bezzecchi terus bersaing dalam perburuan gelar, murid Valentino Rossi dari Akademi Balap VR46 itu juga menyoroti musuh tangguh lainnya dari musim 2023 yakni Brad Binder (Red Bull KTM) yang berada di urutan keempat klasemen.
"Yang pasti, Marco dan Jorge sangat kompetitif. Mereka benar-benar talenta hebat. Seperti Brad Binder," kata Bagnaia.
"Binder adalah yang paling agresif. Semakin sulit dikalahkan bagi saya saat Anda bertarung dengannya," aku Bagnaia.
"Tetapi saya tahu betul kekuatan yang dimiliki Marco dalam hal pertarungan. Dan saya tahu ketepatan Jorge, jadi ini sangat sulit."
"Mereka memiliki tiga gaya berkendara yang hebat. Mereka semua sangat kompetitif.”
Sebagai penggemar sejati olahraga ini, Bagnaia mengungkapkan bahwa dia telah menghabiskan sebagian waktu luangnya di sela-sela balapan dengan menonton musim MotoGP yang telah berlalu di Televisi.
"Saya ingin menyegarkan ingatan saya dan [baru-baru ini] saya melihat balapan di tahun 2005. Dan ini adalah momen yang luar biasa, tentu saja, untuk MotoGP," kata Bagnaia.
Pada 2005, mentor Bagnaia, Valentino Rossi, mempertahankan gelar debutnya di Yamaha dengan mudah, memenangkan 11 balapan dibandingkan dengan hanya dua kemenangan yang diraih rival terdekatnya, Marco Melandri (Honda), yang juga menggunakan ban Michelin.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar