BOLASPORT.COM - Pembalap MotoGP asal Italia, Francesco Bagnaia, berusaha membuat sejarah sebagai rider Ducati pertama yang mempertahankan mahkota juara dunia.
Bagnaia menjadi juara dunia kelas premier pertama Ducati sejak Casey Stoner saat meraih titel tersebut pada MotoGP 2022.
Namun, mewujudkan hal tersebut berarti sekali lagi tidak hanya menangkis pembalap dari pabrikan saingannya, tetapi juga tujuh Desmosedici lainnya.
Belum pernah dalam sejarah MotoGP, motor terbaik tersedia untuk begitu banyak pembalap di grid yang sama.
Hal ini mengurangi keuntungan berada di tim pabrikan, tetapi merupakan sumber motivasi dan penghargaan ekstra bagi Bagnaia.
Bagnaia saat ini memimpin klasemen MotoGP dengan hanya selisih tiga poin atas Jorge Martin (Pramac), diikuti Marco Bezzecchi (Mooney VR46) yang menduduki peringkat ketiga dalam klasemen sementara.
"Memang benar motor saya adalah yang terbaik, tetapi juga benar bahwa tujuh pembalap lainnya memiliki motor yang kurang lebih sama; tiga [persis] sama dan empat lainnya serupa," kata Bagnaia dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Mereka semua memiliki kemungkinan yang kurang lebih sama untuk menang seperti saya dan motor kami, yang baru atau yang lama, memiliki kecepatan tertinggi yang sama."
"Yang baru pastinya baru, tetapi juga butuh waktu, setiap akhir pekan, untuk [menyiapkan] menjadi lebih baik di hari Minggu."
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Asian Games 2022 - Apriyani/Fadia Retired Saat Hadapi Wakil Jepang
"Tetapi ya, bagi saya, menjadi salah satu dari delapan pembalap dengan motor yang kurang lebih sama memberi saya lebih banyak motivasi, juga lebih banyak pujian atas apa yang kami lakukan," aku pembalap 26 tahun itu.
"Saya selalu berusaha all in karena perasaan menang adalah sesuatu yang saya butuhkan."
Ketika Bagnaia, Martin dan Bezzecchi terus bersaing dalam perburuan gelar, murid Valentino Rossi dari Akademi Balap VR46 itu juga menyoroti musuh tangguh lainnya dari musim 2023 yakni Brad Binder (Red Bull KTM) yang berada di urutan keempat klasemen.
"Yang pasti, Marco dan Jorge sangat kompetitif. Mereka benar-benar talenta hebat. Seperti Brad Binder," kata Bagnaia.
"Binder adalah yang paling agresif. Semakin sulit dikalahkan bagi saya saat Anda bertarung dengannya," aku Bagnaia.
"Tetapi saya tahu betul kekuatan yang dimiliki Marco dalam hal pertarungan. Dan saya tahu ketepatan Jorge, jadi ini sangat sulit."
"Mereka memiliki tiga gaya berkendara yang hebat. Mereka semua sangat kompetitif.”
Sebagai penggemar sejati olahraga ini, Bagnaia mengungkapkan bahwa dia telah menghabiskan sebagian waktu luangnya di sela-sela balapan dengan menonton musim MotoGP yang telah berlalu di Televisi.
"Saya ingin menyegarkan ingatan saya dan [baru-baru ini] saya melihat balapan di tahun 2005. Dan ini adalah momen yang luar biasa, tentu saja, untuk MotoGP," kata Bagnaia.
Pada 2005, mentor Bagnaia, Valentino Rossi, mempertahankan gelar debutnya di Yamaha dengan mudah, memenangkan 11 balapan dibandingkan dengan hanya dua kemenangan yang diraih rival terdekatnya, Marco Melandri (Honda), yang juga menggunakan ban Michelin.
Ducati finis keenam klasemen bersama Loris Capirossi (2 kemenangan, di Bridgestone).
"Jika Anda melihat balapannya, tiga atau empat pembalap pertama memiliki selisih waktu 5 detik dan pembalap di belakang memiliki selisih 30-35-40 detik. Sangat berbeda dengan sekarang!" kata Bagnaia.
"Sekarang, waktu dari posisi pertama hingga terakhir dalam suatu perlombaan adalah 20 detik. Ini sangat berbeda dibandingkan dengan masa lalu."
"Motor-motor sekarang kurang lebih memiliki level yang sama dan semua ban juga sama, karena sebelumnya kami memiliki [merek] ban yang berbeda," ujar Bagnaia.
"Jadi ini lebih berbeda dan saya suka seperti ini, tetapi ini pasti melampaui batasnya."
Pada awal musim, mantan rival perebutan gelar Fabio Quartararo menyamakan rentetan kemenangan Bagnaia dengan juara dunia F1 Max Verstappen, sebuah perbandingan yang diabaikan Bagnaia.
"Max masih membuat perbedaan lebih besar dibandingkan saya, karena dia punya rekan satu tim dengan mobil yang sama. Saya punya tujuh motor dan terkadang mereka bisa mengalahkan saya, tetapi Max tak terkalahkan!"
Bagnaia dan pembalap MotoGP lainnya akan kembali melanjutkan persaingan pada seri balap MotoGP Indonesia 2023 di Sirkuit Mandalika, Lombok, 13-15 Oktober.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar